"Maafkan sikap saya yang terkesan berandalan tadi ya, Om! Maafkan teman saja juga, Om! Kami sudah mengganggu Anda. Kami permisi pulang dulu, Om!" Yudha berucap lirih, masih berojigi.
Arjuna mengusap wajah, sambil mengalihkan wajah. Dia enggan untuk menatap lelaki tua yang sombong itu.
"Bukankah kalian ke sini juga untuk mencari makanan, heh?! Tunggulah, para pembantuku akan menyiapkan sedikit makanan untuk gelandangan seperti kalian!" Tuan Hayashi menoleh ke salah satu ajudannya. "Jang, ambil sisa-sisa makanan tadi pagi yang ada di meja makan! Bungkus dan berikan pada para gelandangan ini!" sambung Tuan Hayashi sambil menatap remeh ke arah Yudha dan Arjuna.
"Papa!! Hentikan! Jangan menghina Kak Yudha dan Kak Juna!" teriak Ayana yang benar-benar tidak tahan dengan semua itu. Bahkan, kini air mata Ayana sudah semakin berderai. Antara malu dan kesal.
Yudha yang berusaha bersikap tenang, tidak dapat dipungkiri jika saat ini tubuhnya juga sudah bergetar karena marah.