Aku berjalan tenang menuju ke arah Yudha yang sejak tadi duduk di sofa sambil terus memanggilku.
"Arjun!!"
"Diamlah, Yudh! Kau tidak punya kosakata lain selain kata itu apa?" Aku mendesis karena kesal pada Yudha yang terus memanggilku. Apalagi dengan suara mendayu seperti tadi.
Yudha terlihat menata tas-tas kertas yang ia bawa. Di bagian depan tas itu tertulis distro Bulan Sabit. Aku harap Yudha tidak sedang merampok pakaian dari distro milik Paman Hilal tadi. Aku menatapnya penuh rasa curiga.
"Ada apa dengan tatapanmu itu, Juna? Jika kau pikir aku mendapatkan ini semua secara gratis, kau salah besar! Aku membeli semua pakaian ini, Juna!"
"Jika aku pemilik distro Bulan Sabit itu, aku juga tidak akan memberimu secara cuma-cuma, Yudh!"
"Ah, kau memang pelit tidak seperti ayahmu, Juna! Aku memang membeli semua pakaian ini, tapi ayahmu memberiku diskon 40% tadi."