Ah iya, aku juga masih mengingat tentang Tuan Yosi yang terus bertengkar bersama mama saat itu.
"Cukup! Kau bukan manusia, Yosi! Hatimu mati, bahkan kau lebih buruk dari binatang tak berakal. Kutunggu kau di pengadilan!" ancam mama malam itu.
"Jika sedari tadi kau tak berulah, pipimu tidak akan menjadi korban, Calon Mantan Istriku."
"Tak hanya mengurus perceraian, tetapi juga penganiayaan!"
Tuan Yosi terlihat menyeringai, tersenyum meremehkan. Menggumamkan kata "bodoh" yang kentara. kemudian ia meludahi perempuan yang melahirkan aku. Putra mereka yang malam itu menyaksikan adegan orangtuaku yang terbilang membuat hati hancur berkeping-keping.
Anak itu adalah aku, Arjuna Ronivanendra. Aku diberi nama oleh mama. Saat itu, aku menghampiri mama ketika Tuan Yosi telah meninggalkan rumah. Kejadian seperti malam itu selalu aku saksikan di depan mata. Hendak membela mama, aku tak punya nyali.