Aku hampir saja menuruti, jika saja tak kulihat Mira mengambil vas di dekat kamar Maura dan akan ia lemparkan pada Maura.
Aku membentengi tubuh mungil Maura agar vas batu itu tidak mengenainya. Akibatnya, punggungku yang terkena. Kemejaku sobek karena serpihan vas, dan melukai sebagian punggungku, juga tangan kananku. Setelah itu ia kabur entah kemana. Kurasa ia akan pulang ke rumahnya.
Maura membawaku ke kamarnya untuk mengobati lukaku. Aku membuka kemejaku agar ia bisa mengoleskan obat dan melilitkan perban pada bagian tubuhku yang terluka.
Aku memakai kemejaku kembali, dibantu oleh Maura karena tangan kananku juga kena goresan vas tadi.
Namun, kegiatan itu disalah artikan oleh ayah Maura yang tiba-tiba datang. Dia berpikir Maura dan aku melakukan kegiatan kotor. Lagi pula, mengapa ia datang di tengah malam begini?
Ia menghardik Maura dengan berkata bahwa kekasihku itu selalu membuat masalah.