"Masih gak percaya lo sama gue?" Rako mulai merasa tersindir. Ia bisa menangkap tatapan mata curiga Metha. Tatapan yang ia tak suka mendapatinya.
"Kalau iya kenapa?" Tantang Metha berani.
"Kenapa sih lo masih curiga aja sama gue? Karena selama ini gue kejar-kejar Megha gitu?"
"Itu lo tau."
"Dengar ya, Tha. Gue memang ngejar-ngejar Megha. Gue cinta mati sama dia. Tapi kalau pakai cara nyulik-nyulik segala, itu gak ada di kamus gue! Lo pikir gue gak punya kerjaan apa culik anak orang. Keluarga gue punya nama besar. Gue enggak mau mempertaruhkan nama besar keluarga gue."
Metha memaku menatap Rako. Sorot matanya masih saja meneliti apakah yang barusan Rako katakan benar atau tidak.
"Gue sayang sama Megha, Tha. Tapi gue enggak tertarik memiliki dia dengan cara seperti itu."
"Oke, oke," ucap Metha. "Untuk saat ini gue percaya sama lo. Gue percaya kalau bukan lo yang culik Megha."
"Untuk saat ini?"