"Gimana kalau saya gak mau menyerah?" Di tengah lamunan Megha tiba-tiba saja Vicka kembali muncul di sampingnya. Ia lagi-lagi berdiri dengan angkuh, mengikuti jejak Megha mengamati Alvan dari kejauhan sekaligus bertanya menyiratkan menantang.
Megha menoleh pada Vicka. "Apa maksud ucapan kamu?"
"Ya ampun, masa Anda enggak mengerti maksud saya." Vicka membalas tatapan Megha. Lalu dengan senyum mengejek ia berkata, "Kak Alvan terlalu berharga untuk saya sia-siakan."
"Kamu!"
"Nggak usah pakai nada tinggi," begitu berani Vicka menyela. "Saya bisa melihat hubungan Anda dengan Kakek Ben sedang bermasalah. Kalau sampai Anda menunjukkan pertengkaran kita di depan semua orang. Pasti yang ada Kakek Ben hanya akan membela saya, bukan Anda. Anda hanya akan dipandang buruk oleh beliau."