"Bagus kalau kamu akhirnya paham. Sekarang baiknya kamu pulang – aku nggak mau kamu sampai ketemu Alvan," tukas Megha.
"Sebentar lagi aj, Gha. Plis! Aku masih kangen sama kamu."
"Nggak bisa Rako! Cepat kamu pulang sekarang."
Rako bergeming, ia merasa ada yang aneh dari Megha. Baru saja menikah dengan Alvan perubahan sikap terhadap diirinya sudah sangat besar. Dari sulit dihubungi, meminta menjaga jarak, dan sekarang menolak kehadirannya lebih lama.
Ah! Akan tetapi Rako teringat kembali. Lagi-lagi ini hanyalah sikap sementara yang diambil Megha agar rencana mereka berhasil. Namun Rako bertanya pada diri sendiri, kenapa kepura-puraan ini membuat hatinya sakit?
"Pergi Rako. Aku mohon."
Rako mengangguk pasrah. "Oke. Aku pergi sekarang." Rako menarik nafas dalam sebelum apa yang ada di pikirannya kembali terucap. "Tapi kamu juga harus ingat Gha. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama perasaan kamu."
"Maksudnya?"