Sekitar sepuluh menit kemudian.
"Udah kenyang?" tanya Alvan kepada Megha. Padahal ia yang makan belakangan tapi dia yang selesai duluan. Itu karena Megha nambah dua piring.
Megha mengangguk-angguk tersenyum.
"Lo nggak jadi lembur?" tanya Alvan kemudian. Membuat Megha lupa pada rasa kenyangnya.
"Mm... sebetulnya gue nggak lembur, Van."
Alvan sedikit mengerutkan dahinya.
"Gue ketemu Rako." Seketika wajah Alvan kembali berubah tenang. Ia senang Megha mau jujur kepadanya.
"Buat apa?"
"Buat minta Rako jauhin gue."
"Apa lo pikir akan mudah? Gue tahu banget adik gue."
Megha terdiam. Tidak sanggup menjawab apa pun. Akan tetapi ia sudah memegang janji Rako. Jika kali ini pria itu mengingkarinya maka berakhir sudah.
"Kalau hubungan kalian berhasil menjauh. Apa hati kalian juga menjauh, Gha?"
Megha terenyak oleh pertanyaan itu. "Ke – kenapa lo nanya gitu sih?"