Marvin merasa resah, hatinya sangat kacau, belum ia memikirkan tentang keponakannya itu. Marvin bangun dari tempat duduknya dan menyandarkan tubuh kekarnya di tembok samping pintu.
"Tuan Marvin"Panggil dokter yang baru saja keluar dari ruangan Eezar.
Mendengar suara dokter memanggil, Marvin langsung tercengang dan menyaut.
" Ya dokter, bagaimana keadaan keponakan saya, apakah dia baik-baik saja dokter?" Tanya Marvin dengan sangat cemas.
"Keponakan Tuan sudah siuman, ada benturan di bagian kepalanya cukup parah, tapi saya sudah memberikan perawatan terbaik untuk keponakan Tuan, semoga segera sembuh" Kata dokter itu, ia menepuk pundak Marvin.
"Terimakasih dokter, baiklah saya masuk dulu, permisi"Kata Marvin, kemudian ia masuk melihat keponakannya itu, Eezar meneteskan air matanya karena menahan sakit.
Marvin sangat terpukul melihat keponakannya itu, ia duduk di samping Eezar dan memegang tangan Eezar, Marvin mengelus rambut Eezar dengan lembut, lalu mencium keningnya.