Sambil menangis Lia menatap wajah Marvin, ada rasa kebanggaan tersendiri yang timbul di hati Lia. Marvin yang begitu tulus ingin membuktikan cintanya, ia rela meninggalkan keluarganya hanya untuk dirinya. Ini bukan pertama kalinya Marvin melakukan hal ini, tetapi ini berulang kali. Karena tidak ada yang lebih pantas diperjuangkan selain cintanya.
Marvin sebagai laki-laki sejati. Susah menemui laki-laki seperti Marvin, sangat langka. Kedua bola matanya terus saja menatap mata bulat Lia, yang penuh dengan air mata. Marvin tidak tahan melihat air mata Lia yang terus mengalir seperti hujan deras. Perlahan Marvin menempelkan tangannya di pipi lembut Lia, Ia menyeka dengan tangannya sendiri "Sudahlah Lia! Kamu Jangan menangis lagi. Percayalah semua akan indah pada waktunya" Ucap Marvin.