"Melvin, apa kamu ingat pada wajah pria yang sudah makan bersama kamu dan Laura?" tanya Jordy setelah mendengar penjelasan Melvin.
"Iya, Pa. Tentu saja aku ingat," jawab Melvin serius.
Jordy menghela napas, mengusap-usap dagunya yang brewokan seolah sedang berpikir. Pria yang mengenakan celana dasar biru dipadu dengan kemeja abu-abu yang tidak dimasukkan.
"Apa kamu tau siapa dia?" tanyanya lagi.
"Setahuku dia supir Laura di Surabaya. Mungkin dia adalah orang kepercayaan ayahnya juga atau ntahlah ... Mungkin saja dia hanya orang yang dia suruh ikut andil menjebak aku," jawab Melvin dengan gusar. Dia menyandarkan punggungnya pada bahu kursi sambil memijat keningnya sebab merasa pusing. "Aku benar-benar tidak menyangka dia akan bersikap nekat dan licik padahal kami baru saling kenal. Aku juga bersikap baik padanya karena dia adalah putri dari rekan bisnis kita yang sudah memiliki koneksi dengan perusahaan kita sejak lama," lanjutnya.