Melvin kembali memasuki ruangan saat setelah dokter menyatakan bahwa Joey masih bisa diselamatkan dan sekarang keadaannya malah mulai terlihat stabil namun belum sadarkan diri. Pria itu duduk di kursi samping ranjang, menggenggam tangan kanan adiknya sesekali mengusap pipinya dengan lembut.
"Aku tidak akan meninggalkan mu sedetikpun. Aku khawatir hal seperti tadi akan terjadi, kamu harus tetap hidup dan mengalami kebahagiaan ... Itu harus!" ucap Melvin dengan sendu. Dia tidak tau harus bagaimana lagi dan tidak ingin pergi ke manapun karena hanya dia yang bisa menjaga Joey selagi kedua orang tuanya belum datang.
Drett ... Drettt ....
Ponsel yang tersimpan di saku celana berdering. Melvin segera meraih benda canggih itu dan melihat ada panggilan masuk dari ayahnya, kemudian segera menjawabnya.
"Hallo, Pa."
"Melvin, bagaimana keadaan Joey? Dia selamat, kan? Lukanya tidak parah, kan?" Jordy langsung bertanya terdengar dengan sangat sendu. Ah, sepertinya pria itu juga menangis.