Gadis Desa Mengejar Cinta Suami

Lee_Raya
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 23k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Part 1

Di satu kamar sederhana, Hanum memaksakan kedua matanya untuk benar-benar terbuka. 

Ia berusaha bangun ketika mendengar suara berisik yang menganggu tidur lelapnya.

"Ada apa, sih?? Berisik banget" ujar Hanum dengan perlahan bangun.

Dan kedua matanya terbuka dengan menatap sosok Nita dan ibunya menangis.

"Ada apa bu?? Kenapa ibu nangis Nita??" Tanya Hanum dengan wajah bingung. 

Ibu dengan cepat menampar wajah Hanum.

Plaaakk.. 

Hamun terkaget bukan kepalang dengan tampan keras di pipinya.

"IBU??" seru Hanum kaget dan memegang pipinya yang terasa sakit.

"KAMU PELACUR!! DASAR GADIA NAKAL!!" cecar ibu dengan nada marah pada anak tirinya itu.

Hanum kian tak mengerti mengapa ibu tiba-tiba marah besar pada dirinya.

"Mak-maksud ibu apa??" Tanya Hanum dengan melihat bingung pada Nita dan ibu.

"SIAPA LAKI-LAKI ITU?? KAU BERANI BERZINA SELAGI IBU DAN NITA TIDAK ADA!!" 

Hanum mematung mendengar ucapan kemarahan ibu.

Sontak ia melihat pada jari telunjuk ibu.

Dan benar, ada sosok pria tidur di atas tempat tidurnya dengan bertelanjang dada.

"AAAAAHHH" jerit Hanum terperanjak kaget hingga ia reflek turun dari tempat tidurnya.

Mendengar suara keributan itu, pria yang berada di atas tempat tidur pun bangun dengan berat.

"Ada apa sih!!" 

"Si-siapa dia, Buk??" Tanya Hanum takut.

Pria itu berusaha untuk benar-benar sadar.

Ibu menampik tangan Hanum yang memegang lengannya. 

"KAU SANGAT MENJIJIKKAN" tuduh ibu dengan amarah.

"Nita, seret Hanum keluar!!" Seru ibu dengan ketus. "Dan kau!! Berani-beraninya mengambil kesucian anak tiriku!!" Tuduh ibu dengan wajah sinis.

Hanum menangis ketika Nita menyeretnya dengan kasar.

Ibu dengan cepat mengunci pintu agar sang pelaku zina tidak lari.

***

Keributan itu nyatanya terdengar oleh sang ayah yang sakit-sakitan. 

"Ada apa ini, bu?" 

Nita menghempaskan Hanum di hadapan sang Ayah.

"Nita?? Kamu kasar sekali!!" Hardik Ayah marah ketika melihat putri tercinta diperlakukan tidak baik.

Ibu menatap dengan wajah berang.

"HANUM, PUTRI YANG KAU CINTAI ITU BERBUAR ZINA!!" ucap Ibu tanpa ragu.

Wajah Ayah syok mematung dengan melihat pada sang putri. 

Lalu tak lama terdengar kegaduhan dari kamar Hamun, yang terdengar bunyi pintu yang digedor-gedor paksa.

"HEI!! BUKA PINTUNYA??" seru suara pria dari dalam kamar Hanum.

"Ayah dengar?? Itu suara pria yang sudah meniduri putri Ayah!!" seru ibu dengan tajam.

Sontak tubuh Ayah lemah, hingga hampir terjatuh.

"KAU?" Seru Ayah tak bergetar.

Hanum menangis sejadi-jadinya.

"Tidak Ayah, tidak.." elak Hanum dengan tangisan yang pecah.

"Lalu bagaimana bisa laki-laki itu ada dikamar mu?? Sedang kan kau belum menikah??" Cecar Nita bersemangat. 

"Kau berzina karena sudah tidak tahan, iya kan??" Timpal Nita menuduh.

"Ha-num?? Apa benar kau??"

"Tidak, Ayah.. Hanum berani bersumpah, Hanum tidak berzina!!" 

Ibu terlihat jenggah melihat situasi yang benar-benar menjijikan ini.

"Nita, panggil para tetangga,  kita lihat apa masih berani Hanum tidak mau mengaku??" 

Hanum terkejut begitu pula Ayah.

"Ibu jangan.. jangan lakukan itu, keluarga kita akan sangat malu" pinta Hanum memohon.

"Malu?? Heh, apa apa kau tidak berpikir saat melakukan zina itu tadi malam?" Cela nita mencibir.

"Kau memang terlalu kurang ajar, disaat-saat tidak ada orang di rumah kau berani membawa masuk pria dan berzina!!" Timpal ibu.

Hanum kian menangis mendengar tuduhan itu.

"Tidak ada kata maaf untuk pezina!!" Tutur ibu dengan mengambil tali yang berada dekat dengan TV ruangan rumah itu.

Ia pun bersegera mengikat tangan Hanum.

"Apa yang kau lakukan!!" Hardik Ayah marah dengan menahan sesak di dadanya.

"Apa yang aku lakukan?? Sudah jelas aku ingin menyeret pezina ini kehadapan warga desa dan di hukum seberat-beratnya!!" Tutur ibu dengan emosi.

Hanum meronta, namun tiap ia meronta maka Nita akan dengan senang hati menampar wajah sang kakak tirinya itu.

Plakkk..plakkk..

Erangan kesakitan Hanum terdengar menyayat hati Ayah yang melihat menyaksikan  putri tercintanya di tindas dan di seret dengan paksa.

Suara pintu kamar Hanum kian terdengar menggila.

"OI!! BUKAIN PINTUNYA!!" suara pria itu terdengar emosi, sesekali terdengar suara tendang pada pintu tersebut.

"Kita harus cepat Nita, panggil warga sekarang,  kita tidak bisa menahan pria itu lebih lama" tutur ibu berbisik pada Nita.

Setelah mengingat tangan Hanum dengan kuat.

Nita pun dengan cepat berlari keluar dari rumah, dan memanggil para pekerja laki-laki dirumah ya.

Sehingga keributan pun terjadi.

"TOLONG!! ADA PEZINA!!" teriak Nita lantang.

Sontak hal itu memancing perhatian tetangga dan para pekerja kuli gabah dirumah ya.

Mereka berbondong-bondong datang kerumah pak Zainal sang toke beras.