Sejak Devano membawanya pergi, dia tak lag bisa berharap soal menolak keinginan pria itu.
Bahkan Devano bisa memutuskan semaunya saja. Menyeret Melati, Nanny yang bekerja padanya itu menuju Bandara dan menaiki pesawat. Mereka pergi menuju Pulau Dewata. Sungguh Melati sudah dibuat ternganga dengan perlakuan Devano.
Dia masih ingat akan kekesalan Devano yang nampak di depannya.
"Ayo ikut gue!" sentak Devano yang melihat Melati tengah berdiri di depan rumahnya sambil memainkan tali tas yang dicangkolnya itu.
Melati mengangkat pandangannya, melihat Devano berdiri di depannya dengan raut wajah yang tak bisa dia perkirakan sedang dirasa apa.
"EH? Tuan?" Dia membeo.
"Ayo!" Devano sudah meraih tangan Melati, namun Melati menarik diri.
"Tuan apa-apaan? Tuannya bukannya mau ke Jepang?" Melati sedikit berdiri menjauh.
"Ck! Gue enggak ikut!"
"Lho kenapa?" Bahkan Melati masih tak paham soal itu.
