Bab 219
Tubuh Melati meremang. Dia menginginkan sesuatu yang lebih.
Devano suka sekali menggoda Melati. Dia menarik pentil payudara Melati. Lalu gadis itu menjerit sakit.
"Aw, sakit!" katanya.
Devano tertawa. Tangannya menyentuh area sensitif milik Melati. Sementara mulutnya melumat habis bibir Melati.
Dia akan membuat Melati kontraksi. Benar saja. Napasnya tak karuan. Seperti dikejar oleh setan saja.
"Ah, Devan. A-aku sa-sakit," katanya dengan napas panjang dan juga mata terpejam. Ketika Devano menekan punyanya di dalam rahim Melati, di saat itu juga. Melati mengerang keras. Dia menjambak rambut Devano sehingga membuat Devano semakin ganas.
"Uh ah uh ah!" Suara mereka beradu dan membentuk irama yang tak biasanya. Devano membuang di dalam. Tanpa sepengetahuan dari Melati.
Lalu keduanya terlentang lemas di di kasur yang sudah basah akan keringat keduanya.
Devano mengecup Melati. Dia berterima kasih. Tapi, ada sesuatu rasa bersalah pada diri Melati.
