Bab 208
Ratu memaksa Saga untuk pulang. Namun pria itu masih saja bersikukuh untuk ada di dekatnya. Terlebih lagi tangan Saga memegangi tangan Ratu.
Tentu saja gadis itu merasa tidak nyaman dan menyentak tangannya dengan kasar hingga Saga terkejut.
"Udah pulang sana!" ujarnya dengan tatapan ke sisi lain. Membiarkan Saga melihatnya, namun tidak dengan dirinya.
"Gak, aku akan di sini sama kamu terus," jawab Saga.
Ratu muak. Dia capek untuk menahan Saga yang keras kepala. Terlebih lagi dia menatap wajahnya dengan tatapan penuh harap.
"Ra, kasih aku kesempatan."
"Mau kesempatan kedua, ketiga ataupun seterusnya juga. Gue gan akan mau kasih lo," ujar Ratu.
"Ya ampun. Segitunya lo benci sama gue, Ra. Apa gak bisa lo kasih maaf lo buat gue," cicit Saga. Suaranya mulai bergetar dan terasa serak.
Saga bukannya haus, namun tangisan tengah tersedak di kerongkongannya. "Mendingan lo pulang ke rumah. Urus tuh bini lo yang perlu perhatian," usirnya dengan kejam.
