Bab 203
"Ini enggak bisa dibiarkan. Aku harus turun dari mobil ini. Iya, harus."
Melati meminta pada Devano untuk menghentikan mobilnya. Tangannya memegang setir di dekat tangan Devano.
Pria itu memberikannya tatapan tajam seakan mengatakan jangan sentuh atau pegang.
Dia berteriak dan menjerit."Stop, aku mau turun," jeritnya.
"Gak," balas Devano enteng.
"Aku mau turun. Cepat hentikan mobilnya atau aku--"
"Apa?"
Ah, sulit baginya berkata ketika Devano sudah memberikan tatapan mata elangnya. Tidak ada pilihan lain lagi kecuali nekat.
Melati harus nekat untuk menghentikan laju mobilnya. Namun sayang, Devano sudah tak mau mendengarkan Melati.
Dia terus saja mengendarai mobilnya. Menganggap jika gadis itu hanya butiran debu dan angin sepoi-sepoi.
Dia benar-benar kalut karena kepergian Melati beberapa tahun lalu. Dia tak bisa memaafkan gadis itu. Gadis yang sudah berani menarik ulur hatinya.
