Bab 115
Mata Galih merah dan tangannya tak henti-henti memegangi sudut meja. Dia tidak bisa menerima dipermalukan seperti ini.
Dia pulang ke rumah dengan perasaan yang marah. Sontak si Ibu memerhatikan ada yang tidak beres dengan anaknnya itu menanyakan persoalan apa yang dialaminya.
"Kok cemberut gitu wajahnya. Kenapa sih, Nak." tanya Ibunya.
Dengan menselonjorkan kakinya Galih melihat si Ibu dengan tatapan yang meminta pertolongan.
"Ma, aku ada masalah nih di kampus. Terutama sama Melati."
"Loh, ada apa dengan Melati. Bukannya kalian berteman baik."
"Hm, masalahnya adalah Galih pengen agar jadwal pertunangan kami dipercepat. Soalnya galih takut kalau dia diambil sama laki-laki lain." ujarnya dengan manja.
"Oh jadi anak kesayangan Mama ini takut gadis pujaannya direbut oleh pria lain."
"Ya gitu deh, Ma. Soalnya Melati itu beda dari gadis-gadis lainnya yang pernah Galih temui."
