HAPPY READING ๐๐
๐๐๐๐
"PERGI DARI SINI BRENGSEKKK!!"
Syma memberontak dengan sekuat tenaga. Segala cara Syma lakukan untuk menjauh dari Roy yang ingin melakukan perbuatan bejadnya.
Syma terpaksa mengeluarkan kata kasar yang sangat tidak ingin dia katakan. Karena selama ini dia selalu bersikap lemah lembut.
PRANNGGGG.....
Hanya dengan sedikit memiringkan tubuhnya, Roy berhasil menghindari serangan Syma yang melemparkan sebuah guci padanya. Sampai akhirnya guci itu hancur menabrak dinding.
Jika saja Roy tidak menghindari lemparan guci itu, mungkin kepalanya sudah berdarah saat ini.
"Cih, jangan munafik Syma. Aku tahu kau juga menginginkanku. Bukankah suamimu seringkali mengabaikanmu?
Sekarang aku datang untukmu sayang," ucap Roy menatap Syma dengan liar. Apalagi melihat kondisi Syma yang sudah carut marut. Baju yang sudah robek sehingga memperlihatkan bahu mulusnya dan juga jilbab panjangnya yang sudah terbuka akibat perbuatan Roy sendiri.
Syma sendiri menatapnya dengan jijik sekaligus takut. Syma takut jika dia tidak bisa menjaga dirinya ketika suaminya berada jauh darinya. Syma tidak pernah dekat dengan pria manapun karena menjaga dengan baik rumah tangganya agar tetap utuh dan jauh dari fitnah.
Dan saat ini....
Dia justru dihadapkan dengan bahaya yang berasal dari teman suaminya sendiri.
"Jangan mengikuti ajakan setan, Roy. Aku ini sudah bersuami, Dan memiliki anak. Jangan melakukan perbuatan keji seperti itu.
Suamiku bahkan sudah menganggapmu sebagai saudaranya sendiri. Tapi apa yang ingin kau lakukan dibelakangnya?" ucap Syma dengan histeris. Berharap agar Roy mengerti dan mengurungkan niatnya.
Namun sayangnya pria itu seolah sedang kemasukan setan. Tidak perduli dengan semua yang Syma katakan. Dia hanya memikirkan nafsu yang ingin segera dia lampiaskan.
"Tidak perlu khawatir Syma. Revan tidak akan tahu perbuatan kita.
Lebih baik menyerah saja dan ikuti keinginan ku. Maka kau akan senang."
"Kesenangan seperti itu hanyalah sesaat. Sementara neraka sudah menunggu didepan mata.
Aku tidak akan pernah mengkhianati suamiku. Matipun aku tidak akan pernah Sudi melakukan perbuatan memalukan seperti itu!!" ucap Syma dengan nada tinggi. Sekaligus menekankan ucapannya. Menatap Roy dengan penuh kebencian.
"Kalau begitu jangan salahkan aku, jika aku akan melakukannya dengan kasar. Dasar wanita munafik!
Sok suci!"
Syma kembali berteriak melihat Roy yang kembali berhasil menariknya dan mengukung tubuhnya. Syma tidak akan menyerah, dia terus memberontak meskipun tenaganya kalah jauh dibandingkan Roy.
Tidak ada yang bisa Syma lakukan. Tubuhnya yang berada dibawah kuasa Roy akhirnya terkena sentuhan bibir pria itu. Syma memejamkan matanya dengan Isak tangis, sembari terus berdzikir dalam hatinya. Dan memohon agar Allah segera memberikan pertolongan padanya.
Dan benar saja...
Ketika Syma sudah nyaris tidak berdaya. Pertolongan segera datang.
Zea yang sedang tertidur nyenyak akhirnya terbangun dan secara tiba-tiba sudah berada dihadapan mereka. Zea menangis histeris, seolah mengerti bahwa ibunya sedang berada dalam bahaya.
Tangisan Zea yang begitu nyaring, membuat salah satu tetangga Syma mengedor pintu dengan tidak sabar. Begitu takut terjadi sesuatu pada Syma dan anaknya.
Roy yang menyadari hal itupun langsung mengumpat kesal.
"Sial. Benar-benar sial.
Gara-gara anak sialan ini, seseorang akan segera datang."
Roy yang frustasi pun bingung. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain kabur dari sana. Jika tidak, maka warga akan menghakiminya.
"Kau lolos kali ini, Syma. Tapi tidak lain kali. Aku pasti akan mendapatkanmu!" ucap Roy sebelum pergi meninggalkan rumah itu.
Syma sendiri sudah bisa bernafas lega. Dan langsung merentangkan kedua tangannya, agar putri kecilnya itu bisa memeluknya.
Syma tidak hentinya mengucapkan kalimat syukur disela isakkanya. Dan Tidak berselang lama. Seseorang telah berhasil menerobos masuk kedalam rumah itu. Melihat Syma yang carut marut serta rumah yang berantakan.
Rupanya yang datang itu adalah Mia. Teman baik yang memang kebetulan hari itu ingin berkunjung kerumah Syma. Tidak disangka dia harus menyaksikan kejadian ini.
Mia datang tepat pada waktunya. Jika terlambat sedikit saja, maka Roy pasti akan berhasil dengan rencananya.
"Syma apa yang terjadi? Kenapa semuanya berantakan?" tanya Mia dengan wajah khawatirnya. Apalagi melihat Zea yang menangis histeris, menyiratkan sebuah ketakutan.
"Mia...
Terimakasih sudah datang. Roy... pria itu, dia...." Syma bahkan tidak sanggup meneruskan ucapannya. Dia bahkan jijik ketika menyebutkan nama pria itu. Tenggorokannya seakan tercekat oleh sebuah kerikil. Namun tentu saja Mia tidak sabar menunggu jawabannya.
"Katakan padaku, apa yang terjadi Syma? Jangan takut. Dan jangan membuatku khawatir," ucap Mia dengan tidak sabar.
"Pria itu ingin melecehkanku.
Sejak awal aku sudah menduganya, bahwa dia bukanlah teman yang baik, untuk suamiku. Dia bersikap baik selama ini, hanya untuk membuat suamiku tidak mencurigainya.