Reaksi Rein justru buat Redis muak. Lihatlah orang tersebut, mengangguk polos. Kemudian malah bilang begini.
"Tentu, aku kan sudah gak sakit lagi. Berhentilah bersikap berlebihan. Jika kamu khawatir bilang saja. Tapi ini bukan pekerjaan berat Redis. Aku tetap di sini. Yang bekerja otak, bukan tenaga dan itu tak kan berpengaruh ke kandungan."
Rein meringis, Redis sampai remas kuat tangannya saking tidak mau melepaskan pegangan tangan tersebut. Rein yakin pasti merah.
"Siapa bilang otak bekerja terus-terusan tak berpengaruh pada janin? Lama-lama kau bisa stres."
Rein menghela napas.
"Aku tahu kau mengkhawatirkan aku dan bayinya. Tapi aku mencoba profesional, tolong mengertilah. Kamu kan presdir, pasti tahu kan standar bekerja. Aku sudah terikat kontrak, tolong jangan begini. Aku mohon. Apa aku harus menangis. Ngomong-ngomong, pegangan tanganmu padaku sangat kuat, ini sakit," ujar Rein.