Datangnya prajurit kerajaan yang mampu melacak Singular sempat membuat diriku panik. Untungnya Faria berhasil membuatku tenang dan membawaku pulang ke kabinnya yang terletak di pelosok hutan. Sesampainya di sana Faria berkata kepadaku "Aku belum sempat menanyakan ini, kenapa baju mu jadi berdarah seperti itu?".
"Eh?" . Rupanya saat tadi berbincang dengan Roselia, Faria belum mengetahui bahwa aku bertengkar dengan preman. Sesaat sebelum menjelaskan aku pun melihat tubuhku sendiri. Warna darah tidak begitu kelihatan pada bajuku namun sangat menghancurkan tampilan celanaku. Warna merah pekat muncul di beberapa bagian yang membuatnya terkesan sangat aneh.
Pantas saja sejak aku berjalan tadi aku ditatap aneh oleh beberapa orang.
"Kenapa kau baru bilang sekarang sih." ucapku pada Faria dengan nada kesal.
"Hah? Kenapa kau malah menyalahkan ku? Aku pikir itu style mu Rai ! Hahaha." Ucap Faria diikuti dengan ketawa terbahak-bahak yang khas.
Setelah itu, kami berlanjut masuk ke dalam rumah dan berdiskusi soal situasi di Desa Ein.
"Sebenarnya apa yang terjadi Rai?" tanya Faria. Kali ini muka dan tatapannya jauh lebih serius dari biasanya. Aku pun memulai ceritaku "Aku tadi bertemu dengan seorang gadis bernama Roselia."
"HAH?! Sungguh kau bertemu Roselia Sequoia?" potong Faria.
"Hei! Kau sudah berbincang dengannya loh, kau pikun kah kek?" balasku.
"Ah iya iya kau benar. Dia memang bilang bahwa dirinya adalah Roselia sih."
Terkadang aku bingung, kapan Faria berpura-pura atau memang dia sebenarnya sudah pikun.
"Iya, intinya aku bertemu dengannya. Aku bilang bahwa aku adalah anak angkat mu." aku melanjutkan ceritaku.
Di saat itu, aku tidak mengerti. Di saat itu, aku tidak mengetahui. Aku tidak mengetahui betapa mengharukannya kalimat yang baru saja aku ucapkan. Namun, aku bisa melihat Faria sedikit demi sedikit meneteskan air mata. Mencoba untuk tetap kuat dan terus mendengarkan ceritaku.
Setelah menceritakan kejadian tadi pada Faria, aku bertanya kepadanya "Faria apakah itu sebenarnya 'Order'?". "Ah iya, aku belum pernah menjelaskannya secara mendetail pada dirimu." balas Faria.
Faria kemudian menarik nafas dan mulai berkata"Jadi begini Rai, Pada zaman Raja Imperial ke 1."
"Eh tunggu Raja Imperial siapa?" potong ku.
"Ah baik-baik aku mulai dari lebih awal lagi." balasnya.
"Dahulu kala para nenek moyang dunia ini membangun sebuah kerajaan besar. Kerajaan ini bernama Lithingvon. Pemimpin dari kerajaan ini disebut Raja Imperial. Raja Imperial ke 1 adalah perintis dan pembangun negeri Lithingvon. Kemudian lambat laun mulai terbentuk negara negara lain yang terletak di sekitar Lithingvon. Seperti Negeri Wishchact, Lycoris dan lain-lain. Meski begitu, pemerintahan mereka masih terkoneksi dengan Lithingvon. Ibaratnya meski mereka adalah negeri yang berbeda, mereka masih dipimpin oleh Raja Imperial sendiri walau berhak memiliki otonomi daerah masing-masing. Kemudian pada zaman raja imperial ke 3 muncul sebuah ras manusia baru yang dinamakan 'Singular'. Ras ini diberi nama itu karena keunikan mereka yang tidak ada duanya. Makanya disebut Singular. Singular datang ke dunia ini membawa sebuah kekuatan yang bernama [Order]. Order adalah kemampuan singular yang terlihat seperti sihir. Meski demikian, Order bukanlah sihir melainkan kemampuan untuk mendistorsi dunia."
"Mendistorsi dunia?" ucapku
"Benar. Order adalah kemampuan abstrak seorang singular yang memungkinkan mereka untuk mendistorsi dunia demi keuntungan mereka masing-masing. Contohnya seperti saat kau melihat Roselia mengaktifkan [Order]. Cahaya bukanlah benda padat. Namun, ia merubahnya menjadi zirah."
"Tunggu, jadi Roselia juga Singular?" potongku
"Sabar. Kita akan sampai ke situ. Meski bisa mendistorsi dunia, dibalik memiliki kekuatan yang begitu besar ada bayaran untuk semua itu. Para singular yang menggunakan kemampuan [Order] terlalu banyak lama kelamaan akan terkontaminasi oleh apa yang disebut Schatten. Schatten adalah semacam penyakit yang menyerang mentalitas para singular. Kondisi dimana para singular menerima bisikan kejahatan membuat mereka menjadi lebih agresif terhadap orang sekitarnya. Schatten inilah yang memusnahkan citra singular sebagai pendatang dunia yang baik hati, menjadi monster perusak dunia."
"Apakah tidak ada cara menangkal Schatten?"
"Di literatur yang sudah aku baca dan info yang aku dapatkan dari Singular lain, tidak ada obat yang diketahui bisa mengobati Schatten. Tapi ada cara menggunakan Order tanpa terkontaminasi."
"Cara apakah itu?"
"Seorang Singular harus terlebih dahulu memiliki Blessing." ucap Faria. "Blessing adalah semacam berkah dimana kau diberi keunikan tambahan saat menggunakan Order. Dengan Blessing kau mampu memanipulasi hal-hal yang ada di dunia yang tidak bisa kau lihat. Salah satunya yang pernah aku dengar.. Adalah memanipulasi jiwa."
"Jiwa? Maksudmu mengontrol orang lain? Atau mencabutnya?"
"Singular yang bisa memanipulasi jiwa, bisa mengontrol,mencabut,bahkan memisahkan jiwa dan tubuh manusia lain. Akan tetapi, Blessing tidak mudah di dapat dan hanya akan ada satu orang (mutlak) di dunia yang bisa mendapat Blessing tersebut."
"Kalau begitu, bagaimana cara mendapatkan blessing?"
"Sayangnya sampai sekarang belum ada cara yang diketahui untuk mendapatkan blessing. Membuatnya terkesan seperti mitos dari mulut ke mulut para Singular."
"Baik kalau begitu, lanjut. Jadi bagaimana dengan Roselia?"
"Generasi singular pertama yang datang ke dunia ini melahirkan keturunan yang banyak. Mereka terbagi-bagi sesuai dengan seberapa penuh darah singular mereka. Fakta unik tentang Singular darah campuran, semakin sedikit darah Singular mereka, semakin sedikit kemungkinan mereka mengidap Schatten. Sequoia adalah salah satu marga keluarga darah campuran Singular."
"Jadi Roselia memiliki darah singular?"
"Sejujurnya aku belum bisa memastikan. Karena setelah masa Raja Imperial ke-5 disebutkan bahwa, para manusia asli dunia ini tiba-tiba, bisa menggunakan [Order]. Walaupun mereka tidak memiliki darah singular sedikit pun. Meski begitu kemampuan mereka sangat terbatas dan hanya bisa menggunakan [Order] level standar."
"Standar? Jadi [Order] ada tingkat yang lebih tinggi?"
"Order sejauh ini yang ku ketahui memiliki 3 tingkat. [Order] , [High Order], [Worldly Order]. [Order] adalah yang bisa digunakan oleh manusia dan paling sedikit menyebabkan Schatten. [High Order] adalah order yang sering digunakan dalam pertarungan yang hanya bisa digunakan oleh pemilik darah Singular. Sedangkan [Worldly Order] belum pernah aku saksikan. Ada yang beranggapan itu hanya mitos. Karena penggunaan berlebih High Order saja sudah berbahaya apalagi tingkat yang lebih diatas. Tapi dalam kisah kuno, ada yang pernah menggunakan Order Ini. Dan orang itu bernama Atlas".
"Atlas…"
"Aku pernah mendengar bahwa dia adalah orang yang membunuh raja ke 13. Apakah maksudnya?"
"Mungkin maksudmu pembunuh raja ke -12? Pada Masa itu, sudah terjadi peperangan dimana-mana yang melibatkan Singular dan para manusia pribumi. Pertikaian itu sampai pada penurunan tahta raja ke 12 karena ia dinilai tidak sehat mental karena berkali-kali prajuritnya dihancur leburkan oleh Atlas pada generasi tersebut."
"Saat upacara penobatan raja ke 13… Atlas datang dan membunuh raja ke 12 di depan semua rakyat kerajaan. Menimbulkan kekacauan yang amat besar dan membuat nama 'Atlas' menjadi nama yang terkutuk."
Aku pun sangat tercengang mendengar cerita dan penjelasan Faria. Hal itu pun cukup membuatku berpikir tentang alasanku berada di dunia ini. Apakah aku reinkarnasi dari Atlas? Apakah aku ditakdirkan untuk menjadi seorang pembunuh? Apakah aku ditakdirkan untuk membunuh raja ke 13?.
Di saat itu aku mendengar suara…
"Kau telah diberikan kekuatan untuk melawan takdir.."
"Lakukan apa yang menurutmu benar…"
"Carilah alasan untuk hidup."
Benar. Aku tidak boleh terbawa soal seperti ini dan seakan menanggap itu adalah takdir diriku. Aku tidak ingin melukai siapa-siapa. Aku juga tidak ingin menjadi seorang pembunuh!
Aku kemudian mengingat ucapan diriku kecil pada diriku saat berada di tempat aneh itu.
"Semoga kau menemukan jalan pulang dan bisa kembali menemui orang tuamu."
Aku akan menemukan jalan pulang. Aku akan pulang dan tidak akan menerima takdir dimana aku harus menjadi pembunuh. Aku akan membuat jalan takdirku sendiri.
Aku pun mengepalkan tanganku penuh dengan semangat. Meski aku bisa merasakan diriku sedikit bergetar. Keputusanku bulat. Aku akan pulang dan tidak akan melukai siapa-siapa!