Tampaknya firasat Jiang Tingxu sangat tajam. Begitu ia memikirkan Bibi Wen, Gu Yanzhi menelepon.
"Halo, Kakak?"
"Ting Ting, apa kamu sibuk?"
Dalam benak Gu Yanzhi, ibunya selalu sibuk saat di rumah sakit. Setiap kali ia menelepon, ibunya akan segera menutup telepon setelah beberapa menit. Kadang, panggilannya tidak dijawab oleh ibunya, tapi setelah beberapa saat ia baru menghubungi Gu Yanzhi kembali.
Gu Yanzhi sebelumnya sudah tahu bahwa Jiang Tingxu masuk shift malam di sepanjang minggu ini dan di waktu seperti ini memang seharusnya sedang jam-jam sibuk.
"Tidak, ada apa, Kak?"
"Kamu tidak bekerja?" tanya Gu Yanzhi, sebab ia tidak mendengar suara bising di bangsal rumah sakit sama sekali.
"Yah, aku bertukar shift dengan seseorang karena masih ada sesuatu yang harus dilakukan, jadi aku tidak pergi bekerja malam ini ."