Mo Boyuan hanya mengangguk, kemudian duduk di sofa dan mengambil gelas berisi susu milik Jiang Tingxu yang sudah diminum setengah.
Jiang Tingxu tidak punya waktu untuk menghentikannya, "Eh, itu... milikku! Milikmu ada di sana!"
Ia menunjuk ke segelas susu yang belum tersentuh di atas meja.
Mo Boyuan tetap tidak berhenti. Ia bahkan meminum habis susu itu dalam beberapa tegukan, "Aku hanya suka yang ini. Kamu boleh minum yang itu!"
Mo Boyuan tidak merasa malu atau canggung sedikit pun. Semua tindakannya begitu natural seolah memang semestinya begitu.
Mo Boyuan berpikir bahaw gelas ini milik istrinya berarti miliknya juga. Semua barang-barang milik istrinya tidak perlu dihindari karena milik istri juga termasuk miliknya.
Jiang Tingxu menghela napas. Untungnya si Kecil masih di samping mereka. Ia hanya bisa mengutuk pria ini dalam hati.
Mo Boyuan sedari tadi memperhatikan reaksi istrinya. Seketika ia menyunggingkan senyuman cerah.