Seumur hidupnya, Jiang Tingxu belum pernah bertengkar dengan orang lain, apalagi menyakiti siapa pun.
Dia kembali melihat bekas gigitan di dagu Mo Boyuan, tatapannya hampir kabur, dia mulai merasa bersalah dan mulai kebingungan.
"Di mana kotak obatnya?" Tanya Jiang Tingxu dengan kaku.
Pria itu mengangkat bahu, dagunya memang tergigit lumayan keras, jadi mana mungkin rasanya tidak sakit? Hanya saja, bahkan jika rasanya menyakitkan, dia malah merasa lebih bahagia.
Mo Boyuan membiarkan Jiang Tingxu menggigitnya, setidaknya gadis itu bisa melampiaskan beberapa kebencian kepadanya.
Selain itu, Mo Boyuan mengetahui temperamen Jiang Tingxu dengan sangat baik. Ucapan gadis ini memang keras, namun hatinya sangat lembut.
Karena itu, ketika Mo Boyuan menawarkan Jiang Tingxu untuk menggigitnya dua kali lagi bukanlah untuk menertawakan Jiang Tingxu.