"Berhenti! Mo Zhining, berhenti di sana!"
"Eh?"
Si kecil yang melesat seperti peluru pun akhirnya menghentikan langkah, dia mendongak, sama sekali tidak memahami maksud ayahnya.
Mo Boyuan mundur dua langkah, kemudian baru berkata, "Jangan dekati aku!"
Si kecil yang kotor mengerucutkan bibirnya. "Ayah, aku merindukanmu."
Wajah Mo Boyuan berkedut, sebaliknya dia malah bertanya, "Di mana Kakek buyut?"
Si kecil pun menunjuk ke arah belakang. "Kakek buyut sedang memancing."
"Sepertinya ini adalah salah satu hobi Kakek tua itu sekarang, jadi Kakek menggali kolam ikan di halaman belakang rumahnya…"
"Ayah, kapan kamu kembali?"
"Kenapa kamu banyak bertanya?"
"Kapan aku kembali, apa aku harus melaporkan semua kegiatanku padamu, anak nakal?"
Saat ini, tubuh si kecil yang penuh lumpur itu tanpa sadar mendekat dan tiba-tiba terbang ke arah Mo Boyuan.
"Ayah peluk!"
Kaki Mo Boyuan langsung dipeluk oleh si kecil.