Semua orang di IGD mendengar seruan kepala perawat, sehingga membuat Jiang Tingxu terkejut oleh suara kerasnya sebelum menutup mulut kepala perawat dengan tangannya.
"Apa kau perlu terkejut sampai seperti itu? Tenanglah, oke?" Nada suara Jiang Tingxu agak tercengang.
Meskipun kepala perawat tak berbicara lagi, tapi bola mata putihnya terlihat jelas.
Tenanglah, berengsek!
Kaulah orangnya, tentu saja kau tidak merasa apa-apa.
Huh, mengapa dia mendadak sudah punya seorang anak? Sepertinya Dokter Jiang belum ada setahun lulus dari sekolah kedokteran, bukan?
Anak kecil yang tadi sore setidaknya juga sudah berusia tiga tahun.
Akhirnya, setelah Jiang Tingxu selesai bicara, kepala perawat buru-buru menelan ludah.
"Dokter Jiang, jika boleh aku bertanya, berapa usiamu tahun ini?"
"25 tahun."
"Lalu, anak yang tadi?"
"Sebentar lagi usianya empat tahun."
Ya Tuhan ...
"Jadi, Dokter Jiang, setelah kau menikah secara resmi di usia dua puluhan, kau langsung punya anak?"
Jiang Tingxu mengerucutkan bibirnya.
"Ya," jawabnya singkat.
Kepala perawat mengerutkan dahinya, seolah ia tidak bisa menerima kenyataan Jiang Tingxu.
Pernyataan Jiang Tingxu memang tak bisa diterima!
"Ehm. Aku menikah pada usia 26 tahun dan melahirkan anak di usia 29 tahun. Kupikir kau terlalu cepat menikah. Kenapa kau tak memikirkannya baik-baik? Kenapa kau begitu cepat melangkah ke kuburan pernikahan?"
Mendengar ejekan dan sindiran kepala perawat, untuk pertama kalinya, Jiang Tingxu menyetujuinya. Namun, itu bukan kuburan. Kata-kata ini terlalu berlebihan.
Sekarang, jika dipikir-pikir, Jiang Tingxu merasa dirinya benar-benar bodoh pada saat itu. Ia memang menikah dan punya anak pada saat ia masih kuliah. Benar, ia memang tidak menikah dulu, melainkan karena ia hamil, barulah ia menikah.
Bahkan, pada saat itu, jelas-jelas ia mendapat kuota pertukaran pelajar dari Fakultas Kedokteran yang pertama di negara M, tapi ia akhirnya melepaskannya.
Meskipun Jiang Tingxu punya alasan untuk hamil, tapi bukan karena pria itu, kan?
Hanya saja, sekarang Jiang Tingxu telah mengerti banyak hal dan ia merasa sangat menyesal pada tahun itu. Lagipula, meski putranya itu tidak dirawat olehnya sendiri, tapi ia lahir pada bulan Oktober, sehingga Jiang Tingxu tidak menyesalinya.
"Kepala perawat, menurutmu, sekarang seharusnya tidak terlambat untuk keluar dari liang kubur, kan?"
Hah?
Mereka berdua adalah orang dewasa, tak mungkin tak langsung mengerti arti dari kata-kata itu.
"Dokter Jiang, kau … "
Melihat kedua mata kepala perawat yang tiba-tiba melebar dan wajahnya yang penuh dengan rasa terkejut, Jiang Tingxu menanggapinya.
"Kau tidak salah dengar. Memang itu maksudku."
"Bukan, kau, Dokter Jiang, kau … bagaimana mungkin kau bisa mengatakan bahwa itu baik-baik saja? Kau sudah punya anak, hal semacam ini tak bisa dibicarakan sembarangan!"
Jiang Tingxu mengangkat bahunya. Ia menjelaskan kepada kepala perawat bahwa ia sudah mengambil keputusan, sehingga ia tidak peduli dengan semua konsekuensi setelah hal itu terjadi.
Mereka berdua tak memperhatikan apa-apa, tapi entah sejak kapan direktur telah kembali dari ruang IGD telah berdiri di belakang mereka.
"Ehem."
Mereka berdua mendengar suara batuk dan segera menoleh ke arah suara.
"Pei … Direktur Pei!" Kepala perawat sangat gugup hingga suaranya terbata-bata.
Sedangkan Jiang Tingxu tetap tenang dari awal hingga akhir.
Pei Rusi sebenarnya juga tidak menduga dirinya akan mendengar hal rahasia semacam ini. Sebagai seorang pria berusia matang yang belum menikah, ia merasa sangat tidak nyaman. Ia jarang menampakkan wajah dingin dan kaku seperti itu.
Ingin sekali Pei Rusi menjelaskan, aku tidak mencuri dengar. Oh, bukan … aku bukan mencuri dengar, tapi, aku tidak menduga aku akan mendengar hal-hal semacam ini, oke?
Namun, aku sehat. Apa lagi yang bisa kulakukan saat aku mendengar ini tepat ketika aku keluar?