Tapi, dia melihat sikap Li Shunan yang begitu tenang.
Baiklah.
Karena Kak Nan berkata demikian, berarti tidak ada seorang gadis pun yang menarik perhatiannya. Meskipun Jiang Lingzhi adalah dewi yang sempurna di sekolah ini, namun belum tentu semua orang menyukainya.
Terlebih lagi, Kak Nan memiliki selera yang sangat tinggi dalam urusan wanita!
Selain itu, Jiang Lingzhi hanya duduk di depan Kak Nan, bukan sebangku!
Setelah berpikir-pikir kembali, akhirnya Zhao Zifu bisa merasa tenang.
Ketika Li Shunan kembali ke kelas, dia melihat Jiang Lingzhi sudah menempati bangkunya.
Gadis itu duduk tegak dengan punggung lurus dan postur yang sangat indah. Sebuah buku di atas mejanya tampak terbuka.
Li Shunan bersandar di pintu belakang kelas dan menatapnya sebentar, memikirkan apa yang baru saja dikatakan Zhao Zifu. Dia tertawa kecil.
Apakah kekasih masa kecilnya masih populer belakangan ini?
Bel kelas berbunyi, lalu terdengar suara langkah kaki guru bahasa Inggris masuk ke dalam kelas.
"Ehem ehem."
Terdengar suara batuk dari samping Li Shunan.
Dia pun menoleh ke samping, kemudian raut wajahnya tampak cukup terkesan. Ternyata itu adalah anak laki-laki yang duduk di belakangnya.
Sekarang sudah waktunya masuk kelas.
Siswa bernama Guo Cong itu awalnya ingin memasuki ruang kelas, tetapi ada sosok tinggi yang menghalangi pintu dan tidak kunjung masuk. Ya, sosok itu adalah Li Shunan. Guo Cong sengaja batuk agar Li Shunan memberinya jalan.
Akibatnya, bos berandal itu berbalik ke belakang dengan raut muka yang tidak enak dipandang, menunjukkan aura permusuhan. Sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang buruk!
Begitu bertemu tatapan ganasnya, Guo Cong mencoba mengalihkan pandangannya.
"Aduh, tenggorokanku sedikit gatal."
Setelah berbicara, Guo Cong diam-diam mundur dua langkah dan tidak berani memberitahu bos berandal itu bahwa dia menghalangi pintu.
Kemudian, dia mengambil jalan memutar yang jauh, berlari ke pintu depan, dan meminta maaf kepada gurunya dengan suara yang lantang.
Mata besar bos berandal itu begitu menakutkan!
Lebih mengerikan dari tatapan guru!
Guru bahasa Inggris berdiri di depan meja dan menyapa murid-muridnya dalam bahasa Inggris dengan sangat antusias. Dia tidak peduli dengan kedatangan Guo Cong yang terlambat satu menit, jadi dia membiarkannya masuk.
Lihatlah.
Dibandingkan bos berandal itu, gurunya malah jauh lebih lembut!!
Jiang Lingzhi mengeluarkan buku bahasa Inggris dan membuka materi yang akan dipelajari hari ini.
Di belakangnya, terdengar suara kursi ditarik, dan gerakannya pun tidak terlalu keras. Beberapa detik kemudian, suara itu sudah menghilang.
Jiang Lingzhi memiliki kepribadian yang sangat baik. Setelah melewati beberapa pelajaran bersama, dia sudah cukup akrab dengan teman sebangkunya. Teman sebangkunya pun sudah tidak gugup lagi mengajaknya bicara.
Alhasil, selama pelajaran berlangsung, pria itu bertanya pada Jiang Lingzhi beberapa kali.
"Jiang, bagaimana kamu mengucapkan kata ini?"
Jiang Lingzhi menoleh dan melihat kata yang ditunjuk anak itu, lalu dia pun mengucapkannya dengan pelafalan yang tepat. "Genius."
Jiang Lingzhi biasa bicara dengan lembut dan sangat mahir berbahasa Inggris. Pengucapannya sangat sesuai dengan standarnya. Suaranya pun sangat enak di dengar.
Jantung teman sebangkunya terus berdetak kencang setiap dia berinteraksi dengan gadis cantik ini. Beberapa saat kemudian, dia kembali bertanya. "Kalau yang ini? Aku juga tidak bisa membacanya."
Jiang Lingzhi menoleh ke arah temannya lagi. Dia mengajarinya dengan sangat sabar. "Inspiration. Bacalah beberapa kali, nanti kamu akan mengingatnya."
"Oh, terima kasih, Jiang."
"Jiang, kenapa yang ini menggunakan 'to be'?"
Dalam pelajaran ini, semua siswa akhirnya berhenti menatap Li Shunan, si siswa baru.
Karena setelah Li Shunan kembali masuk ke kelas, dia hanya menyandarkan kepalanya ke atas meja.
Tampaknya dia sudah tertidur sangat lelap.
Entah kenapa, teman sebangku Jiang Lingzhi memiliki begitu banyak bahan pertanyaannya. Dia terus mengoceh tanpa henti.
"Terima kasih banyak, Jiang. Aku sangat ingin belajar bahasa Inggris dengan baik, tapi aku belum juga menemukan cara belajar yang cocok. Kalau kamu contohkan seperti ini, aku jadi bisa memahaminya."
Li Shunan melipat tangannya di atas meja, kemudian dia meletakkan telapak tangannya ke belakang leher, masih sambil menutup mata. Dia sedikit mengernyit dan tampak lelah. Dia tidak bisa tidur nyenyak karena suara bising itu. Kini raut wajahnya sangat tidak enak dilihat.
Teman sebangku Jiang Lingzhi itu terus saja berisik.
Akhirnya Li Shunan langsung duduk tegak dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, kemudian jari-jarinya mengetuk mejanya dua kali. Dengan suaranya yang sedikit serak dan rendah, dia berkata, "Tolong diamlah, terima kasih. Siswa yang duduk di belakangmu ini sedang tidak mau belajar bahasa Inggris sekarang."