Jiang Lingzhi langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
Orang itu berjarak lima meter darinya, sedang bersandar malas di tepi pagar sambil memegang kaleng minuman soda kosong di tangannya.
Dia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, dan kelopak matanya hanya setengah terbuka. Saat ini, pandangannya tertuju lurus ke arah Jiang Lingzhi. Pupil matanya yang berwarna cokelat muda itu selalu terlihat malas-malasan, seolah-olah dia kurang tidur.
Laki-laki itu bertubuh sangat tinggi. Ketika tampak kelelahan begini, dia benar-benar terlihat seperti anak yang suka seenaknya sendiri.
Kapan orang ini ada di sini?
Jiang Lingzhi melihat ke belakang laki-laki itu, dan tidak jauh dari sana adalah kantor wali kelas.
Dia baru ingat kalau Kak Weiwu barusan memanggil anak itu ke kantornya.
Jarak antara mereka berdua tidak jauh, namun juga tidak dekat. Jiang Lingzhi mengangkat pandangannya ke arah laki-laki itu.
Jiang Lingzhi merasa ragu-ragu apakah harus menyapanya atau tidak.
Saat ini, kebetulan Hao Weiwu berjalan keluar dari kantor sambil membawa sebuah dokumen di tangannya. Ketika melihat Jiang Lingzhi, dia segera memanggilnya. "Ah, kebetulan sekali, Jiang Lingzhi, kamu antar teman barumu ini ke Kantor Urusan Akademik untuk mengambil buku pelajaran. Masih ada yang harus aku lakukan di sini dan tidak bisa ditinggalkan."
Jiang Lingzhi menatap wali kelas, lalu beralih ke sosok ramping yang tidak jauh di sana. Kemudian dia mengangguk menyanggupi perintah wali kelas. "Baik."
Hao Weiwu sangat lega berkat bantuan Jiang Lingzhi, lalu dia berbalik masuk kembali ke kantor.
Kini hanya tersisa dua orang di koridor itu.
Jiang Lingzhi menatap Li Shunan sebentar, dan sebuah senyuman tipis muncul di wajahnya. Dia berbalik dan berjalan ke lantai bawah duluan. "Ayo, kamu ikuti aku."
Suaranya terdengar begitu lembut dan masih sama seperti sebelumnya.
Dia terlihat sangat baik hati dan polos, seolah tidak pernah mempermalukan teman sekelasnya sendiri yang bermuka dua.
Li Shunan tertawa lirih dan melemparkan kaleng di tangannya ke tempat sampah. Kemudian dia perlahan melangkahkan kakinya yang panjang mengikuti Jiang Lingzhi.
Sebenarnya dia sudah berdiri di depan pintu kantor dari tadi.
Ketika mendengar obrolan di dalam kantor guru bahasa Inggris, dia merasa suara itu sangat tidak asing.
Hanya dalam waktu singkat, dia sudah tahu bahwa itu adalah suara gadis yang duduk di depan mejanya.
Oleh karena itu, dia telah mendengar semua pembicaraan orang-orang yang ada di dalam kantor.
Sampai dia mendengar kalimat 'Atau lain kali, aku akan sedikit mengurangi nilaiku untuk membuatmu senang'.
Dia tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak detik berikutnya.
Ucapan gadis itu membuat orang lain marah. Sepertinya dia benar-benar tidak mudah dihadapi.
Gadis itu berjalan di depan Li Shunan. Dia memiliki tubuh kurus serta sepasang kaki yang panjang dan ramping. Dia mengenakan kemeja lengan pendek putih musim panas, dipadukan dengan rok lipit biru. Sungguh penampilan yang sangat cantik.
Di antara stoking putih dan rok lipitnya, kaki gadis itu terlihat amat putih bersinar, seperti porselen batu giok yang mempesona.
Li Shunan mengangkat alisnya dan membuang muka dengan santai.
Apa-apaan sekolah ini? Bagaimana bisa memiliki seragam sekolah yang tidak resmi seperti ini?
Dalam perjalanan ke Kantor Urusan Akademik, banyak siswa siswi yang berlalu lalang di koridor. Keberadaan Jiang Lingzhi dan Li Shunan sontak menarik perhatian banyak orang.
Satu demi satu dari mereka berhenti dan menunjuk sambil membicarakan mereka berdua.
"Lihat, apakah itu murid pindahan yang baru?"
"Ya Tuhan, tampan sekali! Aku pernah dengar kabar ini dari orang lain, namun aku tidak percaya. Aku pikir itu hanya bualan yang dilebih-lebihkan. Tapi ternyata dia benar-benar tampan!"
"Setidaknya dia memiliki tinggi 185 cm."
"Dilihat dari cara berjalannya, menurutku 187 cm. "
"Tapi, mengapa dia berjalan bersama Jiang Lingzhi?"
Jiang Lingzhi juga merupakan siswa yang cukup terkenal di sekolah ini.
Daftar nilai tertinggi ditetapkan dalam lima besar, dan Jiang Lingzhi sendiri telah berhasil menempati posisi pertama beberapa kali. Semua siswa akan mendengar nama itu di setiap laporan kelulusan. Sepertinya tidak ada yang tidak mengetahuinya.
"Siswa pindahan itu sepertinya berada di Kelas 2-7. Mereka satu kelas."
"Ck, kelas kumpulan murid berparas sempurna. Bisakah aku pindah ke sana saja?"
"Ya tentu saja bisa, tapi dalam mimpi."
"..."
Jiang Lingzhi berjalan di depan. Dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian karena terlalu sering mendapati omongan-omongan siswa lain mengenai dirinya. Ekspresi wajahnya tetap sangat tenang.
Begitu mereka sampai di gedung kantor, murid yang berlalu lalang jelas lebih sedikit.
Li Shunan masih berjalan malas-malasan di belakang Jiang Lingzhi.
Dari sudut pandangnya, dia dapat melihat daun telinga gadis itu yang tipis dan sangat transparan di bawah sinar matahari, bahkan juga terlihat sedikit bulu halus di atasnya.
Terlihat sangat lembut, membuat orang lain berpikir...
Ingin menyentuhnya...