Chereads / Siswi Baru Yang Misterius / Chapter 5 - Aku Suka yang Tampan

Chapter 5 - Aku Suka yang Tampan

Jiang Lingzhi mengeluarkan tas sekolahnya dari dalam laci dan memandang Wen Yujing dengan kesal. "Jingjing, mengapa kamu memberi tahu Ketua Kelas kalau hari ini aku pulang sendiri?"

Wen Yujing jelas terlihat merasa bersalah. "Maaf, dia barusan bertanya padaku. Aku… entah kenapa waktu itu pikiranku terasa kosong sesaat dan tidak sengaja mengatakannya. Tapi, kulihat Ketua Kelas sangat menyukaimu."

Jiang Lingzhi tentu saja tidak sepemikiran dengan Wen Yujing. "Oh, ternyata Ketua Kelas juga bisa jatuh cinta terlalu cepat?"

Wen Yujing membawa tas sekolahnya dan berjalan ke arah Jiang Lingzhi. Dia mulai memancing Jiang Lingzhi dan mencari bahan gosip. "Apa kamu menyukai Ketua Kelas?"

Jiang Lingzhi hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan perlahan keluar dari kelas. Dia menjawab dengan santai. "Aku tidak menyukainya."

Wen Yujing tampak memahami perasaan Jiang Lingzhi. Dia ikut berjalan berdampingan dengan Jiang Lingzhi keluar dari kelas. "Meskipun Ketua Kelas memiliki nilai akademik yang selalu bagus, tetapi kepribadiannya terlalu membosankan. Menjalin hubungan dengannya pasti juga membosankan. Tidak ada kegiatan selain mengerjakan tugas sekolah, tugas sekolah dan tugas sekolah... Oh Tuhan, itu sangat menakutkan!"

 "..."

Sebenarnya Jiang Lingzhi tidak terlalu memikirkan masalah ini.

Tidak seperti Wen Yujing, dia berpikir terlalu berlebihan.

Wen Yujing menatap Jiang lingzhi dari atas sampai ke bawah.

Meskipun sekolah tidak memilih primadona sekolah, dia merasa bahwa jika pemilihan semacam itu memang ada, Jiang Lingzhi pasti akan menjadi kandidat terbaik. Gadis itu sangat cantik, sampai-sampai siapapun rela melanggar hukum untuk bisa mendapatkannya.

"Aku pikir..."

"Pikir apa?" tanya Jiang Lingzhi dengan penasaran.

Wen Yujing mengusap-usap dagunya, lalu mengangguk. "Kamu memiliki wajah yang sangat cantik dan juga baik hati. Menurutku Ketua Kelas tidak cocok untukmu. Kamu lebih cocok menjalin hubungan dengan laki-laki yang liar."

Laki-laki yang liar?

Dalam benak Jiang Lingzhi, tiba-tiba muncul bayangan laki-laki urakan dengan gaya rambut yang nyentrik.

Jiang Lingzhi sangat tidak sependapat dengan temannya itu. "Tidak… tidak, aku tidak suka pria seperti itu."

Detik berikutnya, dia memikirkan insiden saat dirinya jatuh ke pelukan siswa laki-laki di bus kemarin.

Jiang Lingzhi menggembungkan pipinya dan berbisik lirih, "Aku suka yang tampan."

Dia mengatakan ini dengan sangat santai, tetapi Wen Yujing benar-benar terkejut mendengarnya. "Apa?!"

Jiang Lingzhi tidak menduga kalau Wen Yujing bisa mendengar jelas gumamannya. Akhirnya dia hanya berpura-pura bodoh. "Hmm?"

"Ling Ling, ternyata aku sudah salah menilaimu. Kamu juga menyukai seseorang dari segi penampilannya!" Wen Yujing merasa kesal dan seakan telah dibodohi. "Ketika kita mengobrol tentang idol laki-laki waktu itu, kamu jelas-jelas tidak tertarik sama sekali!"

Jiang Lingzhi terdiam.

——

Setelah berpisah dengan Wen Yujing di gerbang sekolah, Jiang Lingzhi berjalan menuju ke halte bus.

Kondisi halte masih dipenuhi dengan banyak orang, sama seperti kemarin.

Bus 411 berhenti tepat di depan halte. Jiang Lingzhi mengikuti kerumunan itu masuk ke dalam bus, lalu memasukkan dua koin untuk membayar ongkosnya. Dia berjalan ke tengah dengan susah payah karena terjepit banyak orang.

Setelah pengalaman pertamanya naik bus kemarin, sekarang dia semakin mengenal jalan-jalannya menuju rumah.

Meskipun ibunya memintanya untuk pulang ke rumah dengan taksi saja, namun Jiang Lingzhi merasa bahwa dirinya sudah dewasa dan tidak boleh terus-terusan jadi anak manja.

Sebenarnya naik bus sesekali juga tidak masalah.

Tapi saat mengingat ekspresi terkejut Wen Yujing tadi...

Jiang Lingzhi juga berpikir itu cukup lucu. Sudut bibirnya melengkung, menunjukkan senyuman tanpa bisa ditutupi.

Sebelumnya dia jelas-jelas tidak tertarik sama sekali. 

Mungkin karena… pria itu lebih tampan dibandingkan dengan para idola.

Lampu hijau di persimpangan menyala, dan bus tiba-tiba kembali melaju.

Jiang Lingzhi memegang pegangan berbentuk cincin di atasnya dengan susah payah dan hampir tidak bisa berdiri tegap. Lengannya tidak sengaja mengenai orang yang berdiri di sebelahnya.

Dia buru-buru memegang erat-erat pegangan tersebut. Ketika dia menoleh ke samping dan hendak meminta maaf, napas yang tak asing lagi baginya masuk ke dalam indra penciumannya. Pandangannya tertuju pada bahu siswa laki-laki yang ramping tapi tidak lemah.

Jiang Lingzhi tertegun, lalu ia mendongak dan melihat wajah siswa itu dari samping, yang sudah tidak asing baginya.

Pria itu memiliki garis wajah yang sangat jelas dan hidung yang sangat mancung. Terutama jika dilihat dari samping begini, garis besar wajahnya terlihat tiga dimensi ditambah dengan bulu mata yang panjang menjuntai lembut.