Shi Qingjue menatap dalam-dalam punggung Shi Qinglan yang berjalan menjauh.
Dia semakin merasa sangat tidak asing dengan gadis itu, dan rasanya begitu mirip dengan sosok tertentu dalam ingatannya. "Apakah kita benar-benar tidak pernah saling bertemu?"
"Apa?" Ji Lin memandang Shi Qingjue dengan bingung.
Dia samar-samar mendengar Tuan Muda menggumamkan sesuatu, kemudian pandangannya terus tertuju ke arah sosok dokter muda yang jenius itu tanpa teralihkan sedikit pun.
"Ehem." Ji Lin berdeham sambil menutup mulut untuk menarik perhatian tuannya.
Shi Qingjue menarik kembali pandangannya dan berujar dengan suara rendah, "Aku akan melihat keadaan Kakek."
Setelahnya, dia berbalik dan masuk ke ruang inap kakeknya. Tetapi, tiba-tiba terdengar suara Ji Lin dari belakangnya. "Tuan muda, ada sesuatu yang mungkin tidak ingin didengarkan oleh semua orang, termasuk Anda sendiri. Namun…"
Shi Qingjue seketika menghentikan langkahnya, dan punggungnya seolah membeku.
Ji Lin merasa tenggorokannya seperti tercekik, namun dia menguatkan diri untuk melanjutkan ucapannya, "Kesehatan Tuan semakin memburuk hari demi hari. Mungkin beliau tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi."
"Saya telah berada di sisinya sejak saya masih kecil. Saya dapat memahami isi pikiran Tuan lebih dari siapapun. Satu-satunya penyesalan dalam hidupnya adalah Nona Muda, yang masih belum pulang hingga sekarang."
Shi Qingjue menutup matanya dan mengepalkan tinju erat-erat.
Setelah beberapa lama, dia perlahan membuka mata hitamnya, tetapi kini matanya memerah. "Salahkan aku karena tidak dapat melindunginya"
Dulu, keluarga konglomerat bermarga Shi dari ibu kota pernah memiliki seorang putri kecil. Dia sangat dicintai oleh seluruh keluarga paling berpengaruh di Cina, bahkan rasa cintanya melebihi siapapun di dalam hatinya.
Tapi, tidak ada yang pernah mengira bahwa ketika dia berusia tiga tahun dan pergi keluar bersama kakak laki-lakinya, Shi Qingjue, mereka dihadang oleh beberapa preman. Shi Qingjue waktu itu masih begitu muda, mana mungkin memiliki kemampuan melawan sekelompok penculik itu untuk melindungi adiknya.
Setelah itu, putri kecil Keluarga Shi menghilang, dan tidak ada berita apapun lagi tentangnya.
"Tuan Muda, bagaimana bisa Anda yang salah?" Ji Lin menghela napas, kemudian melanjutkan, "Hanya saja, apa benar-benar tidak ada cara lain lagi untuk menemukannya?"
Beberapa tahun ini, Keluarga Shi masih belum menyerah dan terus mengerahkan segala upaya untuk mencarinya.
Bahkan, meskipun mereka tidak bisa memastikan apakah dia masih hidup atau tidak, namun tidak ada yang mau menyerah dan tetap mencarinya seperti orang gila.
"Aku yakin bahwa Lan Er akan pulang suatu saat nanti." Jakun Shi Qingjue bergerak naik turun. "Dia tentunya tidak akan mau tidak pulang ke rumah seumur hidup."
Setelah mengatakan kalimat ini, jari-jarinya menekan kuat hingga hampir menancap ke telapak tangannya sendiri.
Dia mengepalkan tanganya erat-erat, hingga pembuluh darah di lengannya menonjol seolah mau meledak, lalu dia mengangkat kakinya dan berjalan masuk ke kamar ruang inap kakeknya.
...
Setelah pergi dari rumah sakit, Shi Qinglan masih terus mencoba menelepon Bo Yucheng.
Bo Yucheng selama ini selalu mudah dijangkau. Baru kali ini dia susah dihubungi dan tidak kunjung menjawab teleponnya. Hal ini membuat Shi Qinglan benar-benar khawatir, takut kalau terjadi sesuatu padanya. Terlebih lagi, luka di punggungnya masih cukup parah.
Shi Qinglan mengerutkan keningnya.
Dia mempercepat langkahnya ke luar karena saking khawatirnya. Tetapi, tiba-tiba bayangan hitam melintas di depan matanya, dan kemudian sebuah kekuatan menarik tubuh Shi Qinglan ke dalam pelukannya, "Lan Lan… Lan Lan!"
Bo Yucheng bergegas ke ruang gawat darurat.
Dia bertanya ke resepsionis, namun tidak membuahkan hasil, jadi dia bergegas menyusuri rumah sakit untuk mencari sendiri. Untungnya, dia menemukan gadisnya dalam keadaan aman dan tanpa cedera apapun.
"A Cheng?" Shi Qinglan mengedipkan matanya yang indah dan melepas pelukan Bo Yucheng. "Mengapa kamu datang ke sini?"
Jiang Zhi, yang berdiri di samping Shi Qinglan, diam-diam mencari kesempatan untuk menyelinap pergi.
Dia sebenarnya tadi ingin menjelaskan secara rinci, tetapi Bo Yucheng sendiri yang lebih dulu mematikan panggilannya. Lalu, ketika dia hendak menjelaskan pada Shi Qinglan, ucapannya dipotong oleh kedatangan pria tadi. Dia tidak dapat menjelaskan kebenarannya pada dua orang ini, dan akhirnya kini telah menjadi kesalahpahaman.
"Berani-beraninya kamu menyembunyikan fakta kalau sedang sakit?"
Suara Bo Yucheng berubah menjadi dingin. Dia memegang pipi Shi Qinglan dengan telapak tangannya dan mengerutkan kening dengan khawatir. "Ada apa? Mana yang tidak sehat? Apa sudah diperiksa? Dokter bilang apa?"
Shi Qinglan kebingungan. Apanya yang apa?
Dia menyipitkan mata dan menatap tajam Jiang Zhi. Dia baru ingat kalau Jiang Zhi barusan mengatakan bahwa Bo Yucheng telah menelepon. Dia mungkin dapat menebak apa yang sebenarnya terjadi.
"Shi Qinglan!" Bo Yucheng sedikit meninggikan suaranya agar gadis itu fokus terhadapnya. "Jangan sembunyikan apapun dariku! Aku akan mencarikan dokter terbaik untukmu. Tingkat perawatan medis zaman sekarang sudah sangat berkembang. Aku…!"