Chereads / Kau Curi Hatiku Lagi / Chapter 3 - Ayo Kita Urus Buku Nikah?

Chapter 3 - Ayo Kita Urus Buku Nikah?

Bibir merah Shi Qinglan melengkung ringan, membentuk senyuman tipis pada Bo Yucheng. Jari-jari lentik Shi Qinglan yang seperti daun bawang menyisiri rambutnya sendiri yang hitam legam seperti tinta, kemudian tiba-tiba ia melepaskannya. "Um... bukan apa-apa. Mereka hanya bilang kalau aku jelek."

Mata sipit Bo Yucheng sedikit menyipit.

Pria itu sudah berpakaian rapi sekarang. Dia mengenakan kemeja putih yang dikancingkan rapi hingga kancing paling bawah. Kakinya yang panjang dibalut celana hitam yang senada dengan jasnya. Penampilan Bo Yuchen yang seperti ini membuat pesona tampannya semakin bertambah.

"A Cheng." Shi Qinglan bergegas mendekat pada Bo Yucheng dengan gerakan lembut dan langsung melingkarkan lengan rampingnya ke leher pria itu. "Apa menurutmu aku cantik?"

Bo Yucheng mengarahkan pandangannya kepada Shi Qinglan begitu mendengar pertanyaan gadis itu. Detik berikutnya, dia seketika tertegun.

Mata indah gadis itu berkedip-kedip. Shi Qinglan memiliki mata yang cerah dan bersinar seperti bintang. Wajahnya tampak putih bersih dan sangat rapuh. Bahkan meski tidak menggunakan riasan pun, sepertinya dia sudah dapat membuat siapapun yang melihatnya tergila-gila padanya.

Shi Qinglan sudah menyembunyikan wajah aslinya di hadapan Bo Yucheng untuk waktu yang lama.

"Sejak dulu, Lan Lan-ku memang wanita yang paling cantik."

Bo Yucheng meraih pinggang Shi Qinglan dan mengangkat tubuhnya. Dia mengecup bagian atas kepala Shi Qinglan dengan lembut. Nada bicaranya terdengar penuh kemesraan dan rasa cinta yang dalam.

Kemudian tatapannya beralih menyapu ke arah para pelayan dengan tajam.

"Tidak masalah kok." Shi Qinglan membujuk Bo Yucheng agar bersikap lebih lembut. Dia tersenyum manis hingga matanya menyipit ke arah pria itu. "Para pelayan muda ini belum pernah melihat paras asli nona muda yang sangat cantik meski dilihat dari segi manapun. Mereka tidak bersalah karena memang tidak tahu kebenarannya."

Setelah mendengar ini, para pelayan yang berlutut ketakutan itu menghela napas lega.

Bibir Bo Yucheng menekan ringan. Setiap gerakannya selembut batu giok. Sifat Bo Yucheng, yang sebelumnya masih sangat paranoid dan mendominasi, kini menjadi lebih lembut. Dia tidak jadi murka dan bertindak kejam pada para pelayan itu.

Dia menuruti kemauan Shi Qinglan. "Tentu saja aku harus melakukan apa yang Lan Lan katakan."

"Terima kasih, Nona Shi!" Setelah mendengar pengampunan dari majikannya, para pelayan itu cepat-cepat berterima kasih, lalu mereka segera bangkit dan menghilang dari tempat itu dalam sekejap.

Bo Yucheng menyipitkan matanya. Sorot cahaya sedingin es melintas di matanya.

Tapi kemudian dia langsung mengalihkan pandangannya pada Shi Qinglan. Wajahnya yang cantik dan lembut masih dipenuhi dengan senyuman sayang.

Mata gadis yang dicintainya ini akhirnya melihat dirinya.

"Lan Lan, mari kita pergi mengurus buku nikah?"

Bo Yucheng enggan menurunkan tubuh Shi Qinglan, seolah-olah memeluknya sepadan dengan memiliki seluruh dunia. Bahkan, suaranya dipenuhi kepuasan.

Shi Qinglan sedikit mengernyit.

Dia baru saja tumbuh dewasa dan sebenarnya tidak ingin terburu-buru melangkah ke jenjang pernikahan.

Hati Bo Yucheng seketika terasa sedikit gundah saat menyadari ketidaksenangan gadis itu akan ajakannya. Jakunnya bergerak naik turun. "Aku tidak akan memaksamu jika kamu tidak menginginkannya. Tetapi, ke depannya kamu harus tinggal di sini, ya?"

"Baik." Shi Qinglan mengangguk patuh.

Dia benar-benar tidak ingin kembali ke Keluarga Shen, yang dulu telah mengadopsinya. Saat mengingatnya, tidak sampai hitungan menit, rasanya ia ingin menarik kepala Shen Ruxue.

Bo Yucheng kemudian menggerakkan bibirnya dan kembali berbicara, "Lan Lan, ini akan menjadi kamarmu mulai sekarang. Kamu boleh tidur sendiri kalau memang ingin. Jika ingin menemuiku, kamu tidak perlu bertanya dulu. Langsung datang saja ke ruangan sebelah."

"Kamu boleh menggunakan barang apapun di seluruh vila ini dengan sesuka hatimu. Kamu juga boleh pergi ke semua tempat. Jika membutuhkan sesuatu, beritahu saja pada Wen Le."

Meskipun keinginan untuk tidur dengan Shi Qinglan amat sulit ditahan, bahkan sudah di ujung tanduk, Bo Yucheng harus menahannya sekarang. Dia tidak berani menakut-nakuti Shi Qinglan, yang baru saja mulai mau membuka hati padanya.

Dia ingin melakukan semuanya secara perlahan dan membiarkan Shi Qinglan sendiri yang berjalan selangkah demi selangkah dan jatuh ke dalam perangkap cintanya, hingga akhirnya benar-benar mencintai dirinya seorang!

"Aku tahu, A Cheng memang yang terbaik!"

Shi Qinglan mengusap wajah Bo Yucheng dengan asal. Matanya tersenyum seterang bulan sabit. "Kalau begitu… ada satu hal yang aku inginkan. Bolehkah aku mengatakannya padamu?"

"Apa?" tanya Bo Yucheng dengan nada agak panjang di bagian akhirnya.

Nada panjang dan penuh kasih sayang itu terdengar dalam, seperti bunyi cello dan membuat hati Shi Qinglan bergejolak.

Ada kelicikan yang terlintas pada senyumnya. "Aku ingin pergi ke SMA Mingcheng. Ada beberapa hal... yang ingin aku selesaikan sendiri."