Suara Mo Yangyang dan Xie Xize sangat rendah, seperti sepasang kekasih yang saling berbisik.
Lampu di tangga tidak menyala, suara itu semakin lama semakin hilang dalam kegelapan yang pekat.
Bagaikan lukisan yang indah, yang keindahannya tak berujung, keindahannya mampu membuahkan beriak dan mengacaukan genangan air sungai!
Alhasil, He Xinyue hanya bisa berdiri di tempat. Tubuhnya menjadi kaku, seolah-olah berdiri di Sabei saat musim dingin. Hembusan angin dan dinginnya salju seakan mampu memotong sekujur tubuhnya. Pemandangan ini sungguh menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping.
Kemudian hati yang hancur itu sudah utuh kembali, namun dihancurkan lagi oleh palu dan dibuat utuh kembali. Hal itu seakan dilakukan terus menerus dan membuatnya merasa tersiksa berkali-kali.
'Hatiku, sakit luar biasa!'
He Xinyue akhirnya menyadari arti dari empat kata itu.