Mo Yangyang menelan ludah, "Aku…"
Latiao melanjutkan, "Begitu Mama membuka mulut, dan memperhatikan tatapan mata Mama, kami semua tahu bahwa Mama menyembunyikan rahasia di dalam hati. Cara Mama mencoba tersenyum benar-benar jelek, hanya saja kami tidak tega untuk mengungkapkannya."
"Kalau sudah seperti itu, apakah Mama berpikir bahwa akting Mama sangat sempurna? Ma, kamu meremehkan IQ-ku dan Xize, juga melebih-lebihkan dirimu sendiri." Tambah anak kecil ini.
Walau menusuk, namun tidak ada emosi dalam kata-kata Latiao itu.
Karena anak ini tidak memilih untuk berbelit-belit, maka dirinya langsung berbicara ke inti topik.
Latiao menghela napas dan berkata, "Ma, IQ-mu terbatas... Tidak peduli seberapa keras dirimu berusaha, akan tetap saja begitu. Mama benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi. Apakah mama tahu bahwa Mama tidak bisa menyembunyikan apapun di depanku? Dulu aku tidak ingin mengatakan ini, karena aku tidak ingin membuatmu sakit hati."