Hati Mo Yangyang lembut dan berantakan. Ia mengangguk, "Oke, aku akan mendengarkanmu, aku akan mendengarkanmu…"
Bibir Latiao menggeliat, akhirnya dirinya masuk ke pelukan Mo Yangyang. Ia berkata dengan cemberut, "Ma... Mama akhirnya bangun, Mama tidak boleh seperti kemarin, aku sangat takut."
Mo Yangyang memeluk Latiao dengan erat, lalu menurunkan dagunya ke atas kepalanya, "Jangan khawatir, mama tidak akan pernah seperti itu lagi."
Semua yang terjadi kali ini memang sangat aneh, seperti mimpi yang tidak realistis.
Mo Yangyang hampir tidak bisa bangun, karena dunia dalam mimpinya benar-benar... terlalu nyata. Berdarah, kejam, menyakitkan... seolah-olah hatinya akan tercabik-cabik sepotong demi sepotong.
Rasa sakit seperti itu, bahkan jika sekarang sudah bangun, jantungnya masih berdebar ketakutan saat mengingatnya.