Mo Yangyang mendaratkan kakinya yang tadi menjinjit, kemudian menarik maskernya ke bawah. Ia menatap Xie Xize dengan mata yang cerah, lalu berteriak dengan menyeret suara, "Paman Kelima, cepat antarkan!"
Suara Mo Yangyang sungguh lembut dan renyah. Ketika sampai di telinga Xie Xize, seolah-olah Mo Yangyang sedang melempar kail lalu berhasil memancing hati Xie Xize.
Telinga Xie Xize perlahan berwarna merah, "Mo Yangyang, jangan pikir ini bisa selesai hanya dengan kamu melakukan itu. Tidak mudah berkompromi denganku!"
Sedetik berikutnya, Mo Yangyang berjinjit lagi. Ia mengecupnya dengan cepat.
Kemudian, ia mengedipkan mata, "Kalau begini bisa kan?"
Telinga Xie Xize menjadi lebih panas dan semakin panas, tetapi hatinya menjadi lebih segar dan lembut.
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang.