Teriakan cemas dan derap langkah kaki yang terdengar kacau menarik Mo Yangyang dari lamunan.
Mata Mo Yangyang memang ditutupi oleh tangan Lan Dongzhi, tetapi dirinya merasa masih bisa melihat pemandangan berdarah di depannya… Pemandangan yang sangat menusuk matanya dengan hebat.
Seluruh dunia… seolah-olah bergerak melambat. Suara-suara itu juga terdengar sangat lambat seolah tidak terbatas.
Mo Yangyang menggigit bibirnya, sangat kuat hingga rasa anyir memenuhi seluruh mulutnya. Walau demikian, ia tidak bisa merasakan sakit sama sekali!
Setelah keheningan yang lama, di tengah kebisingan suara orang-orang, Lan Dongzhi mendengar suara Mo Yangyang, "Ayah, ibu...."
Suara Mo Yangyang sangat kecil dan lemah, seolah-olah bicara pada dirinya sendiri. Namun, suara itu membuat hati Lan Dongzhi tersengat.