Chereads / Pamanku Kesalahanku / Chapter 2 - Aku Tidak Akan Menahannya

Chapter 2 - Aku Tidak Akan Menahannya

Di depan mata Mo Yangyang terdapat sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam. Mo Yangyang tidak perlu lagi melihat ke atas untuk mengetahui suara siapa itu. Ia sudah tahu dengan pasti bahwa orang tersebut adalah orang yang pernah mengikutinya dulu, si sialan Tian Weini.

Sekarang hidup Mo Yangyang seolah sudah jatuh ke dalam lumpur, dan Tian Weini adalah orang pertama yang menginjaknya. Saat ini Tian Weini menjadi tangan kanan He Shixuan.

Tian Weini berbalik badan dan berkata, "Shixuan, kemarilah. Lihat siapa ini, bukankah dia mirip seperti anjing liar yang kelaparan di jalanan?"

He Shixuan yang telah mengubah nama marganya menjadi Mo Shixuan itu berdiri di belakang Tian Weini dengan ekspresi wajahnya yang khawatir tampak, "Weini, kamu jangan begitu... Meskipun Yangyang pernah menyakitiku, tapi dia juga temanku."

Mo Shixuan berkata demikian, tapi ia masih tetap berdiri dan tidak bergerak sedikitpun.

"Kamu ini orang yang sangat baik hati, sampai tidak tega untuk menyakitinya. Hari ini aku akan membantumu menghinanya."

Tian Weini berkata sambil menatap Mo Yangyang yang jatuh di bawah, "Kemarilah, hari ini Nona yang sebenarnya sangat penyayang. Jilat sepatu ini sampai bersih, aku akan memberikan uang padamu..."

Perkataan Tian Weini begitu kejam, ia juga melemparkan setumpuk uang ke wajah Mo Yangyang. Seketika uang itu meluncur ke bawah wajahnya dan berserakan di bawah. Saat itu Mo Yangyang hanya terdiam dan terlihat seperti boneka yang tidak bergerak.

Ketika melihat Mo Yangyang tidak mempedulikannya, Tian Weini pun berkata dengan marah, "Nasibmu sekarang tidak sebagus tikus jalanan. Aku saja sampai jijik menginjak-injakmu. Apa hakmu sampai memasang bau busuk di depanku seperti ini? Cepat jilat sampai bersih, kamu mendengarku atau tidak?"

Tian Weini menarik rambut Mo Yangyang dengan keras sampai Mo Yangyang merasa kulit kepalanya akan robek.

Di bawah matahari yang terik, wajah Mo Yangyang tampak sangat pucat dan ekspresi wajahnya terlihat tidak wajar. Ia tadi menangis dan matanya memerah, tapi ia juga menawan. Bahkan di saat kondisi yang terpuruk seperti ini, wajahnya masih terlihat begitu cantik. Tian Weini pun sangat cemburu ketika melihat wajah rupawan milik Mo Yangyang.

"Aku sudah lama tidak menyukai wajah ini, sama seperti aku membencimu. Seluruh tubuhmu bahkan penuh dengan bau jalang siluman rubah. Hari ini aku akan merobek wajahmu, aku akan melihat bagaimana caramu menggoda pria dengan wajahnya yang sudah kurobek..."

Tian Weini mencubit dagu Mo Yangyang, kukunya panjang dan tajam itu menembus kulit Mo Yangyang.

Saat melihat Tian Weini tatapan kedua mata Mo Yangyang seperti orang mati, ia seakan tidak merasa kesakitan sedikitpun. Sudut matanya melirik Mo Shixuan, dengan segera tatapan dingin dari Mo Yangyang seolah menjadi mimpi buruk bagi Mo Shixuan.

Senyuman dingin dari Mo Yangyang menggambarkan apa yang ia rasakan saat ini. Ia tiba-tiba merasa bahwa ini semua sudah cukup baginya!

Karena Mo Yangyang tahu bahwa dirinya bukan putri kandung keluarga Mo, meski dirinya telah disakiti dan dijebak oleh Mo Shixuan, ia masih bisa menahannya.

Mo Yangyang berkata pada dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi, keluarga Mo sudah membesarkannya, jadi ia telah berhutang pada keluarga Mo.

Namun, apa salah denganku? Apa mungkin aku sudah membawa kesalah sejak aku lahir? Dari dulu sampai sekarang, aku seperti orang yang tertutup dalam kegelapan. Mengapa aku selalu diinjak-injak seperti ini, lagi dan lagi. Batin Mo Yangyang.

Tiba-tiba Mo Yangyang terlihat seperti orang yang sedang sekarat. Matanya berbinar dan wajahnya penuh dengan senyum yang indah. Kemudian ia berkata, "Aku punya rahasia, apa kamu tidak ingin mendengarnya? Jika kamu mengetahui rahasia ini, ke depannya pria manapun pasti akan mengejarmu."

Tian Weini ragu-ragu ketika mendengar Mo Yangyang berkata seperti itu kepadanya. Beberapa saat kemudian, ia tiba-tiba membungkukkan badannya dan berkata, "Kamu sebaiknya tidak menipuku, atau aku akan... Heh..."

Bibir Mo Yangyang tampak pucat dan ia tersenyum jahat. Lagi pula aku akan mati, buat apa aku takut pada bulu seperti dirimu, dan buat apa juga aku menahan diri! Batin Mo Yangyang.

Kemudian Mo Yangyang berbisik, "Aku akan memberitahumu..."

Tiba-tiba Mo Yangyang dengan cepat mengulurkan tangannya, ia memeluk kepala Tian Weini kemudian membenturkan keningnya ke wajah Tian Weini.

"Ah..."

Jeritan melengking seperti membelah langit. Tian Weini langsung menutupi hidungnya dan darah pun mengalir melalui jari-jarinya.