Setelah ibunya Neni menjelaskan kepada bapaknya pak Andika baru mengerti.
" Jadi begitu Nen, sudahlah jangan di pikirkan kalau memang Damar menghadap Tuhan itu sudah takdir dia, kamu tidak bisa mencegahnya. " kata bapak Neni.
" Tapi pak Damar berjasa besar buatku, dia yang selalu menghibur dan membesarkan hatiku sewaktu suamiku meninggalkan aku dan sekarang sahabat terbaikku akan meninggalkan aku juga pak. " ucap Neni berbicara sambil terbata-bata karena tidak bisa menahan tangisnya.
" Ayo makan dulu dari kamu dari tadi tidak mau makan nangis terus. " kata ibunya Neni.
" Enggak mau enggak doyan makan Bu.
" jawab Neni dengan menangis.
" Kalau begitu kamu istirahat saja Nen ayo ibu antar kamu ke kamar. " kata ibunya sambil menggandeng Neni menuju kamar Neni.
Sesudah masuk kamar Neni terus di suruh ibunya tidur .
" Cepat tidur Nen jangan pikirkan Damar kamu juga perlu istirahat agar kamu tidak sakit. " nasehat ibunya Neni.