Esoknya..
Pagi pagi di kampus baruku. Huh semoga Amin belum datang. Malah keingat dulu waktu SMA jadi pacar pura pura nya haha. Aku berjalan di koridoor. Melewati ruang ruang kelas. Lalu mendapat chat dari Eunha. Katanya kenapa pindah? Aku kan masih mau sama kamu woii. Haha tingkah lucu nya Eunha Kang itu loh bikin gemas.
Brukk (aku menabrak orang dan hp ku jatuh)
"eh maaf yaa" ucapnya. "wah daebak..murid baru?? Wah cantiknyaa. Siapa namamu?" tanya dia. "ah aku..aku im Oiri, bukan dari sini tetapi punya marga tersendiri" jawabku. "ahaha aku im Ryujin. orang luar cantik ya, tapi kamu mirip orang asli korea deh haha." Ujarnya. aku hanya mengangguk. "kyaa cantiknyaa, halo cantik aku ketua kelas, nama kamu siapa?" tanya murid satunya lagi. "ah halo juga..aku im Oiri" jawabku. "wah, aku Park Saemi" jawabnya. (baca nya bak Semi ya). "nee" ucapku. "woi woi minggir" Amin datang merangkulku. Aku menoleh padanya. "mwoya? [apa?]" tanyaku pelan. "ya! Cho Amin, ada apa sih? waitt kenapa kaya dekat banget sama Oiri" tanya Ryujin keheranan. "nah iya tuh, jangan jangan kalian.." ucap Saemi menduga duga. "musunsoriya [apa mksudmu?] itu sama sekali tidak benar" bantahku. "benaarr kookkk, mereka berdua dulu 1 kelas di SMA. Yuk teman teman comblangin Oiri sama Amin" ujar Shu ah nongol dari belakang ku. "mwoya? Asssh Shu ah kamu ini benar benar.." bisikku. "haha jadian sana, ayo Amin tembak Oiri" ucap Saemi. "yup, Amin tembak dong dia" ucap Ryujin. "tembak tembak tembak tembak" ujar teman sekelas.
Riing riingg (ponsel berdering)
Aku mengambil hp ku yang jatuh di lantai dan mengambilnya. Aku melihat nama siapa yng meneleponku. Kairu?. "ahaha teman teman, sebentar ya" ucapku keluar kelas Lalu mengangkat telepon. "moshi moshi, Kairu, nani? [halo Kairu, apa?]" ucapku. "daijoubu [gapapa], kau ada waktu malam ini" tanya Kairu. "tentu saja ada, kenapa?" Jawabku. "bisa temani aku ke toko buku gak?" tanyanya. "kol [setuju], jam 7 ya" ucapku. "kol" ujar Kairu. Aku menutup teleponnya dan masuk kelas. Suasana sudah seperti biasa, teman teman sudah berhenti mengatakan kata tembak dan sudah duduk di bangku masing masing. Untung saja, aku duduk di sebelah Amin tanpa sadar. Tanpa sadar kalau dia Amin. "waah guys, bahkan duduk nya sebelahan wuuhuuu. Baksuu [tepuk tangan]" ujar Park Saemi tepuk tangan diiringi teman sekelasku. "ya! Kenapa kau ada disini? Sana pindah" usirku. "neo mwoya? [apa apaan kau?]. Harusnya kau yang pindah hah.." ujar Amin. Kita berdua malah asik ribut sendiri. "asssh suuutt, hei kalian tuh makin cocok kalau ribut begitu. Iya gak guyss?" ujar Ryujin. "betulll si ujin". Aku hanya senyum terpaksa. Sampai akhirnya dosen datang. "annyeong, selamat pagi" sapa dosennya. "pagii pak Lee!! Pak Lee tambah tampan pak" ucap Ryujin. "oalah nama nya dosen Lee ya.." gumamku. "wah Ryujin im semangat banget, ada apa sih ini? Pak Lee boleh tahu nggak nih haha" ujar pak Lee. Wah jangan jangan...aku sama Amin kena lagi. "ah itu loh pak, murid baru yang cantik banget nama nya im Oiri sama murid kita Cho Amin katanya mau jadian pak. Mereka gak mau ngaku, ya kita comblangin aja. Itu kata nya si Shu ah pak haha" ucap Saemi. "yap, sekali betull" ujar Shu ah. "Oiri ya..cantik ya. Amin, kau naksir Oiri?" tanya pak Lee menghampiriku dan menanyakannya pada Amin yang ada di sebelahku. "tentu saja...tidak pak. Yang benar saja pak" jawab Amin santai. "haha anak ini jawabannya minta di tonjok haha" canda Ryujin. "kalau gitu, Oiri kakau kamu naksir Amin, tembak duluan saja daripada dibalap orang" ujar pak Lee. "aniyo [tidak], saya sama sekali tidak menyukai Amin Cho. Dia nyebalin" jawabku. "haha ya sudah" tawa pak Lee.
Jam 7 malam
Di toko buku gyeonmedia. Aku bertemu Kairu. "hei, kenapa murung sih" tanya nya.