aku menoleh. "apa?" tanyaku. "kau itu, lagi suka sama seseorang?" tanyanya. "tidak kok. aku sekarang tidak akan percaya dengan siapapun" ujarku. Kairu memasang ekspresi datar. "baiklah, semoga menyenangkan. aku pun juga akan begitu" ujarnya.
esoknya
triiiing (telepon berbunyi)
langsung aku angkat dari kasur. "Shu ah, kenapa?" tanyaku. "omoo, kau sudah dapat universitas?" tanyanya. "sudah, memangnya kenapa sih?" tanyaku. "nopeee, kau harus pindaah. pokoknya pindah dan ikut se univ sama aku! cepaat. di universitasku ada jurusan permodelan kosmetik!!" teriak Shu ah. "waduh..kau ini pagi pagi sudah teriak teriak. harus banget ya aku pindah? bagaimana kalau uangku tidak kembali?" ucapku. "boleh! kan kau juga belum ada 3 hari kuliah di situ. aku akan menemanimu cabut kuliah dan mengambil uangmu. kalau tidak boleh dikembalikan, ku labrak!!" ujar Shu ah. "aku curiga deh, masa cuma karena itu?" tanyaku. "pokoknya deh! cepat kau siap siap, kita ketemuan di depan universitasmu" ucap Shu ah kemudian menutup telepon. apaan sih maksudnya?. lalu aku segera siap siap untuk menemuinya.
"Oiri" ucap Shu ah menepuk pundakku. aku menoleh. "Shu ah, sudah datang?" tanyaku. dia gak menjawab dan malah mengajakku ke ruang dosen. "hei, dosen mu yang mana?" tanyanya. "Kaname sensei, itu dia" jawabku. "eh? hihihi tampan..aku minta nomornya ah nanti hihi" bisik Shu ah. aku tercengang. tadi suruh nyabut cepet cepet, malah dia sendiri yang gak cepat cepat, malah mau minta nomornya dulu. bukannya dia juga sudah punya pacar?. ah Shu ah nih..dasar deh. setelah semua selesai dan uang ku dikembalikan, untungnya bisa kembali deh. aku di daftarkan ke kampus nya Shu ah, yang bernama Gohyun University. setelah didaftarkan, aku menabrak seseorang. "ash..maaf..eh?? Cho Amin??" ujarku. "duh, siapa nih? kaya Oiri deh, tapi sama sama nggak cantik haha" ujarnya. "ya! kau cari masalah?" ucapku memukul lengannya pelan. "assh, Oiri, ku daftarkan kau kesini karena Amin nih kangen kau loh haha" ucap Shu ah. "mana ada kangen? orang nyebalin gitu, assh kalau aku tahu akan kuliah disini, nggak bakal mau deh. tapi karena yang bujuk Shu ah, sahabatku ya mau gimana lagi" ucapku. Shu ah memeluk lenganku. "huum, aku juga gak mau pisah sama kamu tahu Oiri, temanku nggak ada yang cantik selain kamu haha" ujar Shu ah gembira. tapi aku ini..bukan yang kalian lihat. aku sangat takut memberi tahu kalian. "mata Shu ah bermasalah tuh, Oiri cantik apa nya sih" ledek Amin. "ya! apa kau bilang??" ucapku melepas sepatu dan Amin kabur duluan sebelum aku melemparnya. "cari perhatian tuh, makanya diperhatikan dong Amin nya Oiri..kenapa nggak pacaran sama dia saja?" tanya Shu ah. "apaan sih haha, ya nggak lah" jawabku. "ya sudah deh, aku masuk kelas dulu ya, kau bisa mulai masuk besok. dahh Oirii" ucap Shu ah pergi. tapi, apa kalau ku rahasiakan lama lama, malah Shu ah akan lebih benci sama aku ya?. aku sangat takut bicara sama Shu ah.
srek (jaketku ditarik Amin)
"ashh jinjja..kau mau cari masalah?" ujarku. "main ke rumahku lah ayo. Dahyun kangen loh" ucapnya. "hah..ngomong dong. kukira kau mau cari masalah lagi denganku" ucapku. "mana mungkin aku begitu..ah jinjja.." ujar Amin menyenderkan kepalanya di pundakku dalam posisi berdiri. "ya!! neo mwoya![apa apaan kau]." ucapku mendorong kepala Amin pelan. "nggak usah ge'er, aku kelilipan tadi. ayok" ucap Amin jalan duluan. aku ikut berjalan di belakangnya. "ya,, im Oiri, kau belum punya pacar?" tanyanya. "ani [tidak]" jawabku. "jinjja? [beneran?], kalau begitu aku senang" ucapnya lagi. "aku malah bilang padanya kalau aku sekarang tidak akan mempercayai siapapun setelah putus dengan Jang Sebin" ujarku. Amin menghentikan langkahnya dan menoleh padaku. "mworago? [apa katamu?], jadi..waktu aku pindah ke luar negeri, kau pacaran dengan Sebin anak sebelah itu?" tanyanya. aku mengangguk. "bagaimana kalau Kairu itu beneran percaya kalau aku sudah tidak peduli dengan siapa siapa. dia juga pasti akan mencari pacar lain" ujarku. "hei, laki laki yang lain tuh banyak. contoh nih, didekatmu juga ada hehe. di depanmu, di sampingmu juga ada yang lebih ganteng" ucapnya. "hah..yaudah terserah kau saja" sambungnya ketika sampai dirumahnya. "eh? eonnie! waa aku kangen banget sama eonnie. hehe silahkan masuk" ujar Dahyun. "eh, Dahyun. hehe cantik banget" ujarku. "ah nggakk! Kakak lebih cantik, oh ya kak, kakak dekat sama oppa?" tanya Dahyun sambil mengajakku duduk. "hehe iya lumayan dekat" jawabku. "lalu kenapa tidak pacarn saja??" tanyanya. "mworago??!" teriakku dan Amin bersamaan. "ups...ciee padahal aku berharap kak Oiri jadi pacarnya kak Amin" ujar Dahyun tertawa. Aku hanya tertawa. "ya,,Cho Dahyun..lagian aku nggak mau tuh jadi pacarnya Oiri, nggak cantik" ucap Amin. "ini lagi..ngelindur deh oppa...kak Oiri itu kan cantik seperti..um..pemain drama haha" ucap Dahyun. "haduh..terserah terserah deh" ujar Amin menyerah. "Dahyun-ah, aku mau tanya. Kau masih pakai hair clips?" tanyaku.