"uy, nggak peka banget sih kau, Jang Sebin itu bisa jadi suka kamu loh hahaha, dia emang nggak suka terus terang. harus kode kode gitu deh. iya kalau orangnya suka dikode, kalo nggak ya ditinggal deh dia" celotes Gyujin. "ck apaan sih, dah yuk balik ke kelas" ajak Sebin. aku ikut ke kelas juga. tapi ke kelasku dong. "mwo? mana mungkin dia menyukaiku. Gyujin salah tebak deh" gumamku dalam hati.
bresss (suara hujan)
"waa hujan nih, Oiri, kau bawa mantel nggak?" tanya Shu ah. "ani[nggak], aku palingan pakai jaket aja" jawabku. "ih jaket kan tipis, memang nggak akan basah seragam mu nanti?" tanya Shu ah. "tenang aja, nggak akan kenapa kenapa kok" jawabku sembari tersenyum. aku melirik jendela, hujan hujan begini..aku jadi ingin telepon Kairu. aku merindukan dia. walau alasan ini konyol, aku tetap izin Bu Choi untuk menelepon seseorang di luar. untung saja Bu Choi mengizinkanku. aku keluar kelas, mengeluarkan hp ku dari kantong dan mencari daftar telepon bernama..Kairu. aku menelepon nya sembari melihat suasana hujan. ayolah angkat Kairu. aku mencoba menelepon 2x.
tuut tuutt~ (panggilan tidak tersambung)
aku menyerah. aku memasukan lagi hp ku ke kantong rompi. apa Kairu ganti nomor?. Kairu punya pacar?. itu yang ada di kepalaku sedari tadi. "Oiri" panggil Yeoni menepuk pundakku. aku menoleh. "hehe kenapa kamu diluar?" tanya Yeoni. "ah aku tadi izin Bu Choi untuk menelpon seseorang" jawabku. "oh~, masih hujan ini...kamu pulang naik apa?" tanya Yeoni. "aku jalan kaki deh kayak nya hehe. mana nggak bawa mantel juga. kelupaan" jawabku. "ih kok jalan? bareng aku aja yuk. nanti mampir coffee cups dulu yuk" ajak Yeoni. "nee. kalau kamu nggak keberatan, boleh saja kok" ucapku. "yeayy, nanti aku tunggu di sini ya Oiri, bye~" ujar Yeoni masuk kelas. huh bagaimana sih Sebin dan Shu ah. Yeoni baik gitu, kenapa mereka bilang jahat. aku juga mulai masuk kelas. 10 menit berlalu, akhirnya waktu pulang tiba. Yeoni sudah menunggu disitu rupanya. "Lee Yeoni~" panggilku. Yeoni menoleh dan tersenyum lalu melambaikan tangannya. "im Oiri~, udah nih? yuk deh let's goo" ujar Yeoni. "kacang, pulang sama aku" ujar Sebin menggandeng tanganku. apa ini?. aku melihat tanganku digandeng. "mian..[maaf], aku sudah pulang bersama Yeoni, lain kali saja ya Jang Sebin" ucapku. "ih~ Sebin apa apaan deh? aku akan pulang sama teman terbaikku dong" ucap Yeoni. "teman? kali ini teman. setelah aku ambil peran nya, kita..bukan lagi teman" gumam Yeoni dalam hati. "eh Oiri udah yuuk, nanti keburu sore loh" ucap Yeoni. kami berdua pergi. "Oiri belum tahu sifat Yeoni gimana, kalau nggak diikutin, kacang bisa bahaya" ucap Sebin lalu dia diam diam mengikuti kami. setiba nya di coffee cups, kami turun dan duduk di kursi pilihan Yeoni. Sebin bisa menyamar dengan jaket dan topinya. "Oiri mau pesan apa deh?" tanya Yeoni sambil memegang menu nya. "italiano ice saja pakai cream" ujarku. dia mengangguk. "Yeoni aku ke toilet dulu ya" ucapku. "okay~" jawabnya santai. saat aku ke toilet, Yeoni memberikan obat tak sadar ke minumanku. "hahaha, dasar. saat kau nggak sadar, aku bakal meng geledah hp mu untuk mencari tahu rahasia populermu" ujar Yeoni sambil memberikan obat tak sadar diri ke ice ku. "gawat, obat apa tuh? Yeoni benar benar jahat" ucap Sebin. tak lama kemudian, aku datang. "ah maaf menunggu ya Yeoni? ada sedikit masalah tadi" ujarku. "ahaha nggak apa apa kok" jawab Yeoni. aku meminum italiano ice ku. awalnya biasa saja sih. sampai akhirnya... "eh kayaknya mobilku mogok deh Oiri, bagaimana kalau kamu pulang dulu. biar aku yang servis" ucap Yeoni. "um.." jawabku mengangguk angguk dan jalan pelan pelan. "wah obatnya udah bereaksi nih? haha bagus. tapi kenapa tadi aku lupa nggak mengambil hp nya dulu sih akh dasar. tapi seenggaknya aku senang. setengah rencanaku berhasil" ujar Yeoni kemudian memasuki mobil nya yang tidak mogok. wuuhh penipu si Yeoni hehe. lalu kepalaku mulai terasa berat sampai nggak kuat jalan. aku hampir nyungsep di kolam. tapi aku disusul Sebin yang sedaritadi mengikutiku. "eh, Oiri. kamu nggak apa apa?" ucap Sebin ditengah aku jatuh tertidur di aspal. mataku bisa menangkap wajah Sebin dengan samar samar. efek obat itu..lebih kuat dari yang dikira Sebin. "Se..bin.?" tanyaku pelan. "iyaa, kamu di kasih obat sama Yeoni di minumanmu. makanya sampai kaya gini. untung saja aku menyusul kalian" ujar Sebin. aku tak kuat berbicara. "jangan tinggalkan aku kacang" ucap Sebin. aku masih tidak kuat bicara. dia meraba detak jantungku. melambat. "Oiriiii, jangan begini" ucap Sebin panik. "kamu bisa selamat kok pasti" ucapnya lagi. "aku..tidak kuat" ucapku sambil mata tertutup sedikit. "sebenarnya kalau aku jujur...aku..saranghae[aku mencintaimu]" ucap Sebin, dia meneteskan air mata tepat mengenai pipiku. kemudian semuanya menjadi gelap gulita.