Dika baru saja pulang dan langsung berwajah masam. Ia tak berhasil juga untuk bertemu dengan Leony. Ia sudah berusaha agar wanita itu ke luar dari sana.
"Apa yang harus aku lakukan lagi? Leony gak mau ketemu sama aku kayaknya!"
Ia sedikit kesal karena wanita itu tak juga mau memaafkannya. Dika tahu, kalau kesalahannya memang fatal. Namun, ia juga ingin dimaafkan oleh Leony.
"Aku khilaf, Ony. Tolong maafkan aku."
Dika berjalan pelan menuju ke kamarnya. Sepertinya Rani masih tidur di dalam kamar. Alangkah baiknya, ia segera masuk dan istirahat dulu. Dika terlalu pusing memikirkan masalah Leony sekarang.
Setelah berada di dalam kamar, Dika langsung merebahkan diri di atas tempat tidur. Pria itu menatap ke arah langit-langit kamar. Tatapannya juga kosong.
"Kenapa ya, aku nih bodoh banget! Malah menduakan Leony. Dan, sekarang apa? Aku yang nyesal sendiri jadinya karena dia mutusin aku."