Tiba-tiba, pria itu menyentuh pipi mulus Leony. Ia pun langsung tersentak kaget. Pikirannya hingga detik ini tertuju kepada Dika.
"Ayo, layani aku sekarang juga," pinta pria itu.
"A–aku ...."
"Kenapa?"
"Maaf aku gak bisa." Leony langsung bangkit dari duduk.
Tak ingin membiarkan Leony pergi begitu saja, pria itu langsung menarik sebelah tangannya dengan kuat. Wanita berparas cantik itu pun sekarang berada dalam dekapan hangatnya.
"Kenapa gak bisa? Bukannya ini sudah jadi pekerjaanmu sehari-hari?" tanya pria itu.
"Lepasin aku!"
Pria itu mulai membabi buta menciumi wajah Leony dengan penuh nafsu. Ucapan wanita itu sama sekali tak digubris olehnya. Leony tak ingin lagi melayani pria di tempat ini.
Kecupan demi kecupan ia layangkan pada Leony. Ia juga menyuruh Leony untuk membuka mulut manisnya hanya untuk bergoyang lidah di dalam sana. Hasrat kelelakiannya kini sudah mulai terpacu. Pria itu membawa tubuh moleknya ke atas ranjang dan melanjutkan lagi cumbuan maut ini.
Tubuh Leony ditindih dan kedua tangannya dipegang kuat. Lidah pria itu bergoyang ke sana kemari di dalam mulut, bagaikan mengabsen deretan gigi-gigi Leony. Wanita itu tak bisa memberikan perlawanan yang kuat lagi sekarang, karena Leony terlalu lemah untuknya.
"Andai aja dari awal kamu udah lemas kayak gini, pasti aku suka banget. Tapi, sayangnya kamu malah ngelawan sama aku. Aku gak suka dilawan sama siapa pun!" ujarnya.
Tak berkutik lagi sekarang, Leony pun hanya bisa pasrah. Bayang-bayang wajah tampan Dika seketika memenuhi ruang pikirannya.
'Aku gak rela kalau kamu digauli sama pria lain, selain aku, bahkan sama ayahku sendiri.'
Ucapan Dika terlintas lagi dalam pikirannya. Leony jadi merasa tak enak serta tak bisa menolak sekarang. Wanita itu terus merasakan sebuah sentuhan di atas tubuhnya. Sebuah tangan kekar sedang bermain-main di daerah gunung kembar miliknya. Hingga Leony pun melewati malam bersama dengan pria asing ini.
***
Sampai tengah malam Leony masih tak bisa tidur dengan nyenyak. Ingin menghubungi Dika dan mendengar suaranya pun rasanya tak sanggup, sebab ia telah bergaul dengan pria lain malam ini di atas ranjang. Jerat prostitusi ini masih membelitnya. Apa daya Leony yang ingin berhenti bekerja seperti ini dan ingin terlepas dari semuanya.
Dika telah berjanji padanya untuk melepaskannya dari tempat ini. Cepat atau lambat. Namun, Leony ingin segera menjauh dari tempat terkutuk ini dan menjalani hidup dengan normal dan penuh kebahagiaan bersama orang yang ia cintai.
"Apa Dika lagi tidur ya sekarang? Udah jam dua malam sih." Leony melirik sekilas layar ponselnya yang menunjukkan sebuah waktu.
Ia memutuskan untuk menghubungi pria itu besok saja. Pun dirinya tak mau mengganggu istirahat Dika sekarang. Di satu sisi, ia tak bisa menyalahkan hati nuraninya sendiri, bahwa ingin berhenti bekerja seperti ini.
***
Pagi harinya, Leony menemukan rentetan pesan chat via Whatsapp dari Dika. Pria itu ternyata menghubunginya berkali-kali dan mengajaknya untuk bertemu hari ini. Maka dari itu, Leony segera bersiap-siap.
[Ini adalah kesempatan buat kamu agar bisa lolos. Aku pura-pura ajak kamu jalan-jalan ke luar sebentar.]
Leony setuju dengan hal itu. Inilah yang ia inginkan selama ini. Tanpa berlama-lama, ia bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri.
***
Lagi-lagi Dika harus bertatapan dengan Mira cukup lama. Wanita yang usianya tak muda lagi itu memandangnya dari atas sampai ke bawah. Penampilannya saat ini bisa terbilang cukup rapi, menggunakan setelan jas agar membuat Mira percaya padanya bahwa memiliki banyak uang dan bisa membawa Leony pergi.
Dika memberanikan diri untuk meminta izin padanya untuk mengajak Leony jalan-jalan. "Bisakah aku mengajak Leony pergi sebentar aja?"
"Bisa, bisa, tapi bayarannya cukup tinggi loh. Mengajak seorang wanita cantik harus ada imbalannya," ujar Mira.
"Berapa pun akan aku bayar, asal aku bisa pergi dengan Leony sebentar."
Setelah terjadi negosiasi harga, maka Mira memberi izin pada Dika untuk membawa Leony pergi sebentar dari sini. Ia disuruh menunggu beberapa saat. Sampai akhirnya, wanita pujaan hatinya pun telah tiba di depan mata.
Dika langsung merasa terpesona pada kecantikan Leony. Wanita itu berdandan natural, tapi terlihat sangat cantik. Menggunakan dress mini berwarna putih senada dengan kulit mulusnya. Tangan Dika langsung terjulur dan Leony menyambutnya.
Leony langsung dibawa ke dalam mobil Dika. Tanpa berlama-lama, mereka segera tancap gas pergi dari sini. Bukan hanya untuk satu atau dua jam saja, tapi Dika akan membawa Leony pergi jauh bersama.
"Akhirnya ...." Leony mengembuskan napas panjang dan merentangkan kedua tangan.
"Kamu senang kan, akhirnya bisa pergi dari tempat itu juga?"
"Ya senanglah. Ini yang aku tunggu-tunggu selama ini."
Dika akan menyewa sebuah kontrakan kecil yang jaraknya jauh dari tempat prostitusi itu, agar Mira tak bisa menemukan Leony sama sekali. Kemudian, mereka akan membangun kehidupan berdua. Dika mengaku bahwa sudah jatuh cinta pada wanita yang berada di sebelahnya saat ini.
***
Hampir menjelang malam hari, Mira merasa resah karena Leony tak kunjung kembali bersama dengan Dika. Ia takut kalau Leony malah melarikan diri. Wanita yang mengenakan pakaian seksi dan ketat itu tampak mengambil ponsel di atas meja.
Ia menelepon Leony berkali-kali, tapi hasilnya nihil. Leony tak menjawab panggilannya sama sekali. Amarah Mira pun seketika memuncak dan ponsel yang berada di genggamannya langsung dibanting begitu saja.
"Kurang ajar, apa Leony mencoba untuk kabur dari aku?"
Ini salah Mira karena terlalu percaya begitu saja dengan mereka. Alhasil, ia pun jadi resah sendiri. Beberapa anak buah pun ia kerahkan hanya untuk mencari Leony dan pria itu.
"Kalian bertiga harus mendapatkan Leony dan membawanya kembali ke tempat ini, paham?!"
Anak buah Mira segera melakukan tugasnya. Ketiga pria berbadan tegap itu langsung menuju ke arah mobil dan tak ingin berlama-lama. Sementara itu, Mira mengepalkan tangan dengan sekuat mungkin untuk menyalurkan rasa marahnya.
"Awas aja kamu, Ony! Kamu gak akan bisa kabur dari aku," ucap Mira sambil duduk tergesa di sofa.
Wanita itu tampak gelisah sambil melirik ke arah jam yang ada di pergelangan tangan. Ia takut kalau Leony kabur darinya. Alhasil, pundi-pundi uang yang selama ini telah diraih akan hilang begitu saja seiring kepergian Leony. Maka dari itu, Mira harus mendapatkannya kembali.
Mira akan menunggu sampai Leony kembali lagi ke sini. Ia berniat akan memberi pelajaran pada wanita itu nanti. Leony telah membangkang perintahnya dan berusaha kabur dari sini. Berkali-kali Mira menggerutu dengan nyaring. Perasaan hatinya sama sekali tak merasa baik sekarang.
"Aku gak akan membiarkan kamu pergi, Ony! Kamu harus tetap di sini kerja sama aku!"