Isyana dan Jevan mengerutkan dahi mereka heran begitu melihat Tristan yang datang bersama keluarganya; Bella bahkan Rafa. Sudah seperti akan piknik di Markas Kepolisian saja keluarga kecil itu. Keduanya lantas mendekat, meski mungkin sudah ditebak sesuatu pasti terjadi karena ekspresi Tristan yang khawatir dan tidak santai bak sedang dikejar sesuatu.
"Pagi. Rame nih, ada apa?" tanya Isyana to the point, tersenyum ramah hanya pada Rafa yang kali ini tak balas tersenyum padanya. Anak itu seperti sedang sakit, hanya memeluk Bella tanpa semangat.
"Teror," singkat Tristan dingin. Sontak kedua orang itu membelalakkan mata, "Diapain? Siapa yang dijahatin? Gimana kronologinya?" tanya Jevan beruntun.
Tristan menghela nafasnya panjang, merangkul Bella yang memangku Rafa itu agar lebih sejajar melangkah disampingnya, "Laki-laki, dia mengintip kamarnya Rafa sebelum Subuh. Jejak kakinya ditemukan."