Gia melirik tajam Yudha disebelahnya yang tengah asik mengobrol dengan seseorang. Lebih dari sepuluh menit gadis itu merasa diabaikan alih alih langsung diantar pulang usai pekerjaan dan acara santai mereka tiga jam lebih. Gia sendiri tidak mengerti apa yang dibicarakannya dengan asik dengan seorang wanita yang jelas jelas lebih muda darinya itu. Kesal, jadi seperti obat nyamuk. Dengar punya dengar, wanita itu bernama Latifa.
"Ya gitulah Tif. Mau dibilang lebih baik juga enggak, stagnan enggak, lebih buruk juga enggak," ujar Yudha setengah tertawa, ujung matanya melirik Gia sekilas. Mendadak kecanggungan terasa diantara ketiga orang itu, karena Latifa ikut ikutan menatap Gia misterius.
"Yaudah, silakan dilanjut acaranya, Saya mau masuk dulu ya Kak. Mari, Mbak Gia," pamit Latifa. Belum sempat Gia menjawab, wanita itu sudah berlalu.