Gia berlarian dari dapur menuju pintu masuk apartemen Tristan begitu mendengar bel berbunyi. Rusuh sekali tampaknya, seolah perlu banyak persiapan untuk menyambut tamu yang satu ini. Hm, mungkin karena memang tamunya spesial, jadi Gia yang biasanya cuek dan masa bodoh soal impresi orang-orang terhadapnya ubah sangat peduli image.
"Eh? Kak, hehe. Silakan masuk." Gia mempersilakan masuk sang tamu istimewa berpakaian kasual, Kian. Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum manis. Oh, bukan hanya senyumnya yang manis, tapi sampai perlakuannya. Belum apa-apa Gia sudah dipeluknya. "Apa kabar? Maaf lama gak menghubungi, Saya sibuk dua minggu terakhir," ujarnya memberi penjelasan singkat.
Gia balas memeluk Kian, "Kabar baik. Kakak gimana?" tanyanya.
Kian akhirnya melepas pelukan yang sebetulnya masih diinginkan Gia. Hm, terlalu sebentar katanya.
