Siang hingga sore hanya dihabiskan Bella menemani Tristan. Beberapa jam ditinggal tidur tak membuatnya bosan. Sempat ikut tertidur disamping Tristan, kemudian bangun kembali untuk mengerjakan beberapa hal melalui ponselnya. Pertemuan mahasiwa bimbingnya itu masih perlu Ia pantau, tak bisa sepenuhnya absen. Terlebih ada tugas tambahan untuknya; mengawasi gerak-gerak Nafis. Setidaknya itu amanat Kian, mengingat Bella sudah masuk tim investigasi dengan tugas yang tidak terlalu struktural.
Tengah asik menuliskan beberapa hal di notes ponsel menggunakan pen elektroniknya, perhatian Bella teralihkan. Buru-buru Ia menaruh gawai ke atas nakas begitu Tristan tampak bergerak tidak nyaman dalam tidurnya. Beberapa kali detektif itu masih mengerang halus, lukanya pasti masih sakit meski sudah diberikan beberapa dosis pereda nyeri.
Bella mengusap kening Tristan, karena Ia tak tahu bagaimana caranya meredakan rasa sakit fisik seseorang selain memberikan kenyamanan seperti itu.
