Luki dan Tristan memperhatikan keterampilan Arin memasang dan mengatur instrumen. Hingga akhirnya seluruh sampel darah yang ditemukan di apartemen Tristan dalam tabung dibuka dan dituangkan ke dalam wadah seperti gelas. 'Gelas berisi darah' itu kemudian 'diaduk' oleh semacam pedal secara automatis. Cara kerja alat itu terlihat seperti mixer yang bekerja mengaduk adonan kue. Beberapa menit benda viskometer itu bekerja, hingga nilai viskositas yang dimaksud Arin itu muncul.
"Sampel pertama, 4 cP." Arin mencatat nilai tersebut disebuah kertas terdekat. Tristan dan Luki hanya menyimak, urusan reologi darah itu bukan bidang mereka.
Arin mengulang prosedur yang sama untuk sampel kedua dan ketiga; darah Tristan di Citra Indah dan darah Noval Saputra di TKP museum. Lebih dari setengah jam Arin berkutat dengan instrumen dan sampel berbau amis itu, hingga dua nilai viskositas sudah dicatatnya berurutan; 3.5 dan 110 cP.
"Nilai yang sangat berbeda signifikan," ujar Arin.