Sesuai jadwal, Bella sudah berada di kampusnya sekitar jam satu siang. Tidak terlambat, meski jalanan Jakarta tengah macet dan Linda membuatnya bicara panjang lebar, terbuka soal keluarganya. Ya, pertama kalinya Bella bisa menceritakan perihal keluarga pada seseorang. Tristan bahkan tak sedetail itu Ia ceritakan. Awalnya Bella enggan memang, tapi kalau dipikir-pikir, penglihatannya soal sosok Eyang Putri di keluarga Tristan yang cukup berpengaruh itu lebih membuatnya khawatir. Bella bersyukur, bahwa Linda menerimanya dengan baik. Padahal gadis itu sudah berpikir macam-macam; ditolak, tidak direstui. Dua hal menakutkan bagi Bella, Tristan mungkin sudah bisa dikatakan sebagai separuh semangat dan keberanian hidupnya.
Bukan hiperbola, memang hanya Tristan yang bisa memberikan kasih sayang padanya selama 26 tahun hidupnya dengan tulus meski kurang dari setengah tahun mereka mengenal.
