Hari kian malam, seharusnya Bella mengikuti Sierra naik ke kamar mereka untuk beristirahat tidur. Sayang, lagi-lagi pekerjaan menjadi alasan untuk menunda istirahat. Baiklah, ini masih jam sembilan, masih satu jam tersisa dari waktu tidur ideal yang dijadwalkan.
Laptop, jurnal, ponsel, alat tulis, dan secangkir kopi manis hangat menemani Bella di tengah lobby hotel yang mulai sepi. Alunan musik blues masih terdengar meski samar, membunuh kesunyian di ruangan luas dengan pencahayaan agak remang. Ah, cahaya lampu warm white mendekati kuning itu saja sudah cukup mengundang rasa kantuk.
"Kok bisa salah prediksi ya kalau di Polda Bengkulu itu ada penjara dengan keamanan tingkat tinggi juga?" keluh Bella. Perbedaan kuisioner dan metode survey tidak sempat disiapkan oleh si dosen muda, membuatnya harus menyiapkan H-1. Mendadak, Bella tidak suka itu, tapi memang salahnya kurang teliti sebelum berangkat.
"Ck! Jadi deh harus print banyak ban ..."
TAKK!
"... nyak ..."